Guide Installation Arch Linux (Panduan Install Arch Linux)

Table of contents
- Kenapa harus Arch Linux?
- Installation
- Partition
- Membuat Partisi ESP (Untuk sistem UEFI )
- Membuat Partisi root,home,etc
- Membuat Filesistem
- Menyambungkan Jaringan Internet
- Memilih mirror yang sesuai
- Menginstall Arch Linux
- Konfigurasi sistem Arch Linux
- Mengatur Timezone
- Setting up Locale
- Mengatur Jaringan localhost/hostname
- Setting root password
- Install Grub Bootloader dalam UEFI sistem
- Menginstall grub dalam Non-UEFI sistem
- Membuat User tambahan dan Enforce privileges
- Menginstall DE(Desktop Environment)
- Kesimpulan
- Referensi :

Kenapa harus Arch Linux?
Arch linux mempertahankan prinsip “KISS“ (Keep It Simple,Stupid), hanya menyertakan modifikasi minimal pada perangkat lunak untuk memastikan kompabilitas tanpa menambahkan fitur yang tidak perlu.Konfigurasi sistem diserahkan sepenuhnya kepada pengguna ,tanpa otomisasi berlebihan,seperti menyalakan service secara default setelah instalasi.
Sistem rolling release memastikan perangkat lunak selalu diperbarui ke versi terbaru yang stabil. Mendukung teknologi modern seperti systemd,LVM2,RAID,udev,initcpio,dan kernel terbaru.
Pendekatan pragmatis dalam pemilihan perangkat lunak,menawarkan perangkat lunak terbuka maupun tertutup sesua kebutuhan pengguna, bukan berdasarkan idealisme semata.
Ditujukan untuk pengguna yang mandiri, yang bersedia membaca dokumentasi dan menyelesaikan masalah secara proaktif.
Instalasi minimalis dengan command-line memungkinkan pengguna membangun sistem yang sepenuhnya terkustomisasi sesuai kebutuhan.Menyediakan AUR (Arch User Respoitory) untuk memudahkan pemasangan perangkat lunak yang tidak tersedia di repository resmi.
Installation
Partition
Untuk partisi disknya menggunakan fdisk.
Gunakan command ini untuk melihat semua disk dan partisi yang ada di sistem:
fdisk -l
Tip : ketika kita mempunyai sebuah ssd maka label partisinya biasanya /dev/nvme0n1 ,sedangkan hdd biasanya labelnya /dev/sdaX.
Selanjutnya,pilih disk yang ingin kita format dan mempartisinya:
fdisk /dev/sda
Disini kita disarankan untuk menghapus partisi yang ada pada disk dengan perintah d ,Setelah seluruh disk sudah dihapus kita membuat partisi baru dengan perintah n .
Membuat Partisi ESP (Untuk sistem UEFI )
Kita harus cek dulu apakah sistem kita memakai UEFI atau tidak ,dengan menggunakan command ini .
ls /sys/firmware/efi/efivars
Jika direktory tersebut ada maka kita harus membuat partisi partisi EFI di awal disk,jika direktory tersebut tidak ada maka langkah ini opsional/lewati saja.
Ketika membuat partisi baru ,ketik n : membuat partisi baru,lalu kita keti p /enter untuk partition defaultnya/primary ,lalu akan diminta untuk memilih nomor disk ,kita enter untuk default saja yaitu 1 .Ketika menentukan First Sector tekan enter untuk megkosongkan,untuk Last Sector kita berikan dengan ukuran +1024M atau 1GiB.
Tip : First Sector harus ditentukan secara absolute dengan menggunakan nomor sektor ,namun kita tekan enter karena kita hanya setting bagian Last Sectornya dengan ,adapun nomor sektor atau sebagai posisi yang diukur dalam kibibyte (K), mebibyte (M), gibibyte (G), tebibyte (T), atau pebibyte (P).
Satu langkah penting yaitu mengubah jenis partisi EFI partition menjadi EFI System(Instead of Linux system).
Kita ketik t untuk mengubah tipe partisinya.ketik L untuk melihat semua daftar jenis partisi .ketik ef lalu enter.
Membuat Partisi root,home,etc
Dalam partisi yang umum biasanya adalah membuat partisi root,swap ,home secara terpisah.Namun dalam case ini kita hanya menggunakan partisi swap dan root saja.
Partisi Swap
Pastikan kita masih dalam (fdisk),dan ketik n membuat partisi baru .Secara default akan diberi nomor partisi 2 .Lalu First Sector kita kosongkan ,dan isi +2048M (atau sesuai kebutuhan):
Partisi root
Kita buat lagi untuk partisi root nya ,untuk First dan Last Sectio kita enter saja secara default atau sisa sector yang tersisa :
Melihat Table Partisi
Ketika semua sudah dibuat ,kita bingung nih,cara melihat partisi yang sudah dibuat itu bagaimana?.
Jadi untuk menampilkan partisi yang sudah kita buat kita tinggal ketik p :
Membuat Filesistem
Ketika sudah selesai menggunakan fdisk ,ketik w untuk write/menyimpan konfigurasi partisi kita tadi.
Sekarang kita mempunyai 3 disk partisi ,Selanjutnya kita butuh tools mkfs buat memformat disk tersebut.
Tip : mkfs adalah alat bantu baris command line di Linux untuk memformat disk atau partisi pada sistem.mkfs singkatan dari “make file system“.
Kita format partisi tadi menjadi F32**/**Fat32:
mkfs.fat -F32 /dev/sda1
Format Swap:
mkswap /dev/sda2
Format ext4 (root) :
mkfs.ext4 /dev/sda3
Menyambungkan Jaringan Internet
Kita dapat menyambungkan internet melalui wired atau wireless,dengan tools iwctl.
Untuk memastikan antarmuka jaringan kita terdaftar dan diaktifkan dengan menggunakan command :
ip link
Menyambungkan jaringan melalui Wifi dengan tools iwctl :
iwctl
Selanjutnya kita bisa melihat semua wireless interface yang tersedia :
[iwctl] device list
Lalu setelah itu kita pindai jaringan yang tersedia :
[iwctl] station wlan0 scan
Jika saat memindai jaringan ,kita tidak bisa melihat nama jaringan yang tersedia ,jadi untuk melihat koneksi yang tersedia ,dengan :
[iwctl] station wlan0 get-networks
Jika sudah ada jaringan yang tersedia ,kita dapat connect ke Wi-fi target :
[iwctl] station wlan0 connect "Name SSID/Wifi"
Setelah itu kita dapat memasukkan passphrase buat connect ke Wi-fi tersebut.
Untuk keluar dari [iwctl] ,tekan CTRL + D .
Sesudah connect kita coba tes ping ke google.com :
ping google.com
Memilih mirror yang sesuai
Pertama kita harus menghubungkan/sync ke pacman repository:
pacman -Syy
Selanjutnya kita install reflector untuk digunakan membuat daftar mirror yang baru dan cepat yang ada di lokal/negara:
pacman -S reflector
Sekarang kita daftarkan mirror yang bagus dengan reflector dan disimpan ke daftar mirror ,misal kita ambil mirror dari negara Indonesia:
reflector -c Indonesia -a 12 -p https -f 12 -l 10 -n 12 --save /etc/pacman.d/mirrorlist
Menginstall Arch Linux
Sekarang saatnya menginstall Arch Linux di direktori root ,Jadi kita lakukan mount partisinya terlebih dahulu :
mount /dev/sda3 /mnt
Dengan partisi root yang termount ke /mnt ,kita menggunakan tools pacstrap untu menginstall semua paket yang diperlukan:
pacstrap /mnt base linux linux-firmware vim nano
Disini kita perlu text editor vim dan nano buat mengedit beberapa perubahan setelah instalasi.
Konfigurasi sistem Arch Linux
Kita membuat file fstab untuk menentukan partisi disk ,block devices,atau remote file system dipasang ke dalam filesystem,dengan menggunakan tools genfstab.
genfstab -U /mnt >> /mnt/etc/fstab
Sekarang kita menggunakan arch-chroot dan memasukkan disk yang terpasang sebagai root.Sebenarnya kita sudah menginstall Arch Linux system pada disk yang kita mount di /mnt. Kita harus mengkonfigurasi pada sistem yang terinstall agar kita dapat menjalankannya dengan benar saat melakukan proses booting dari disk.
arch-chroot /mnt
Mengatur Timezone
Untuk setup timezone pada linux ,kita dapat menggunakan tools timedatectl .Pertama kita harus cari zona waktu terlebih dahulu :
timedatectl list-timezones
Atau misal kita ingin timezone Asia/Jakarta dengan mudah,dengan command :
timedatectl list-timezones | grep Jakarta
Lalu kita set ke Asia/Jakarta :
timedatectl set-timezone Asia/Jakarta
Setting up Locale
Ini adalah settingan untuk menentukan format bahasa,penomoran,tanggal ,dan mata uang untuk sistem Arch .
Pada file /etc/locale.gen berisi semua pengaturan lokal dan bahasa sistem dalam format tercomment semua.
Kita buka file tersebut dengan text editor nano/vim dan uncomment (hapus tanda # ) dan pilih bahasa :
nano /etc/locale.gen
Uncomment bagian ini ,supaya mudah dalam mencari tekan CTRL + W dan masukkan :en_US.UTF-8 UTF-8 :
Setelah itu kita generate locale di folder etc/, dengan command :
nano /etc/locale.gen
echo LANG=en_US.UTF-8 > /etc/locale.conf
export LANG=en_US.UTF-8
Mengatur Jaringan localhost/hostname
Kita buat file /etc/hostname dan menambahkan entri hostname ke file hostname tersebut.Hostname pada dasarnya adalah nama komputer kita yang di jaringan.
Dalam case ini kita menetapkan hostname nya dengan nama archuser.Sebenarnya ini tergantung kebutuhan/kemauan kita :
echo archuser > /etc/hostname
Selanjutnya kita buat host file :
touch /etc/hosts
Dan edit file /etc/hosts dengan nano/vim ,dengan menambahkan baris berikut :
127.0.0.1 localhost
::1 localhost
127.0.0.1 archuser
Setting root password
Kita dapat mengatur kata sandi untuk root ,dengan command :
passwd
Kita akan diminta untuk memasukkan dan mengetik ulang kata sandi untuk mengkonfirmasi.
Install Grub Bootloader dalam UEFI sistem
Ini adalah salah satu langkah berbeda untuk sistem UEFI dan non-UEFI,Berikut langkah untuk install boot grub loader sistem UEFI terlebih dahulu :
pacman -S grub efibootmgr
Membuat direktori dimana partisi EFI akan di mount :
mkdir /boot/efi
Sekarang,mount partisi ESP yang telah kita buat :
mount /dev/sda1 /boot/efi
Lalu install grubnya :
grub-install --target=x86_64-efi --bootloader-id=GRUB --efi-directory=/boot/efi
Langkah terakhir :
grub-mkconfig -o /boot/grub/grub.cfg
Menginstall grub dalam Non-UEFI sistem
Menginstall paket grub terlebih dahulu :
pacman -S grub
Kemudian install grub dengan command ini :
Tip : Jangan cantumkan nomor seperti /dev/sda1 ,cukup nama disk saja ,/dev/sda
grub-install /dev/sda
Langkah terakhir :
grub-mkconfig -o /boot/grub/grub.cfg
Membuat User tambahan dan Enforce privileges
Meginstall paket sudo :
pacman -S sudo
Sekarang membuat user baru dan memberikan permissions ,dalam case ini kita terserah nama pengguna dengan kebutuhan kita :
useradd -m arch
passwd arch
Menambahkan pengguna ini ke grub user yang memberikan izin tertentu :
usermod -aG wheel,audio,video,storage arch
Langkah selanjutnya kita buka dengan paksa dengan nano,atau dengan vim kalau kita bisa , dengan command :
EDITOR=nano visudo
visudo
Kita uncomment pada bagian ini %wheel ALL=(ALL:ALL) ALL atau pada line 125 :
Save and exit.
Menginstall DE(Desktop Environment)
Disini kita tinggal menginstall Xorg sebagai tampilan bersama dengan network manager :
pacman -S xorg xorg-server networkmanager
systemctl enable NetworkManager
Tip : Pilih salah satu DE saja untuk diinstall
.
XFCE
pacman -S lightdm lightdm-gtk-greeter
pacman -S xfce4 xfce4-goodies
systemctl enable lightdm
GNOME
pacman -S gdm gnome gnome-extra
systemctl enable gdm
KDE
pacman -S sddm plasma kde-applications
systemctl enable sddm
Tambahan paket pendukung
Audio ,fonts :
pacman -S pulseaudio pulseaudio-alsa ttf-dejavu ttf-liberation noto-fonts
Langkah terakhir enabling display manager GDM/LIGHTDM/SDDM ,dan mengenable Network Manager :
XFCE:
systemctl enable lightdm.service
KDE :
systemctl enable sddm.service
GNOME :
systemctl enable gdm.service
Sekarang kita keluar dari chroot dengan command :
exit
atau,
CTRL + D
Sekarang ,kita umount root partisi pada /mnt :
umount /mnt
Or,
umount -l /mnt
And reboot/shutdown
reboot
Jangan lupa untuk cabut live usbnya ya!.
Jika ada salah pengetikan atau typo wajar lah ya,atau bisa kasih feedback atau saran
Kesimpulan
Jadi Arch Linux sangat cocok bagi pengguna yang menginginkan full-control pada sistemnya dan menghargai kesederhanaan,fleksibilitas,serta perangkat lunak terkini.
Referensi :
https://wiki.archlinux.org/title/Arch_Linux_(Bahasa_Indonesia)
https://wiki.archlinux.org/title/Installation_guide#Prepare_an_installation_medium
Subscribe to my newsletter
Read articles from SobahusnN directly inside your inbox. Subscribe to the newsletter, and don't miss out.
Written by
