Adab Bertanya dalam Islam Berdasarkan Dalil Al-Qur'an dan Sunnah

Ariska HidayatAriska Hidayat
4 min read

Dalam setiap acara yang membahas tema agama, terutama agama Islam, tidak jarang muncul pertanyaan yang bisa memicu polemik atau gesekan antara berbagai golongan. Sebagai umat Islam, kita dituntut untuk menjaga persatuan dan keharmonisan dalam berinteraksi, baik dalam diskusi, seminar, maupun acara keagamaan lainnya. Pertanyaan yang diajukan dalam acara-acara seperti ini haruslah memperhatikan adab-adab yang diajarkan dalam Islam agar tidak menimbulkan ketegangan antar sesama umat.

Berikut adalah beberapa panduan dalam bertanya di acara umum agar terhindar dari gesekan antar golongan:


1. Niat yang Ikhlas untuk Mencari Kebenaran

Niat adalah kunci dari segala perbuatan dalam Islam. Rasulullah ﷺ mengingatkan, “Sesungguhnya amal itu tergantung pada niatnya, dan setiap orang akan mendapatkan sesuai dengan apa yang ia niatkan” (HR. Bukhari dan Muslim). Oleh karena itu, dalam bertanya, niat yang ikhlas untuk mencari ilmu dan kebenaran harus diutamakan, bukan untuk menjatuhkan atau mempermalukan pihak lain. Pastikan bahwa pertanyaan yang diajukan memiliki tujuan untuk memperkaya pemahaman, bukan untuk menciptakan konflik.


2. Menghormati Pembicara dan Audiens Lainnya

Adab dalam bertanya juga mencakup penghormatan terhadap pembicara dan audiens lainnya. Setiap orang berhak menyampaikan pendapatnya, dan tidak selayaknya kita memotong atau menginterupsi saat seseorang sedang berbicara. Jika ingin bertanya, tunggulah dengan sabar hingga kesempatan diberikan. Rasulullah ﷺ mengajarkan untuk menjaga adab dalam berbicara dan bertanya, sebagaimana yang tercantum dalam Al-Qur'an:

"Dan ucapkanlah kepada orang lain perkataan yang baik" (QS. Al-Baqarah: 83).


3. Hindari Pertanyaan yang Mengarah pada Provokasi atau Perpecahan

Salah satu adab penting dalam Islam adalah menghindari pertanyaan yang bertujuan untuk memprovokasi atau menambah ketegangan antar golongan. Jika suatu masalah bersifat sensitif dan bisa menyebabkan perpecahan, lebih baik menunda pertanyaan atau menyampaikannya dengan cara yang bijaksana. Rasulullah ﷺ bersabda,

"Sesungguhnya kata-kata yang mengandung fitnah itu lebih berbahaya daripada pembunuhan" (HR. Bukhari dan Muslim).

Mengajukan pertanyaan yang bernada menyalahkan atau mengkritik secara tajam dapat memicu konflik yang tidak perlu.


4. Bertanya dengan Bahasa yang Sopan dan Lembut

Islam menekankan pentingnya berbicara dengan cara yang baik dan sopan, terutama ketika membahas topik yang bisa menimbulkan perbedaan pendapat. Bertanya dengan menggunakan bahasa yang lembut dapat mencegah kesalahpahaman dan mempererat hubungan antar golongan. Seperti yang dijelaskan dalam Surah Al-Ankabut (29:46),

"Dan janganlah kamu berdebat dengan ahli Kitab, melainkan dengan cara yang baik, kecuali dengan orang-orang yang zalim di antara mereka."

Ini juga berlaku dalam diskusi antar umat Islam dengan perbedaan pandangan.


5. Tidak Mengajukan Pertanyaan untuk Menguji atau Mencari Kesalahan

Pertanyaan yang diajukan dengan tujuan untuk menguji atau mencari kesalahan orang lain bukanlah adab yang diajarkan dalam Islam. Bertanya dengan niat menjebak atau menjatuhkan seseorang bukan hanya melanggar etika, tetapi juga dapat merusak keharmonisan dalam diskusi. Rasulullah ﷺ mengingatkan agar kita tidak mencari-cari kesalahan orang lain:

"Sesungguhnya di antara kebohongan yang besar adalah seseorang bertanya tentang sesuatu yang tidak ada kaitannya dengan dirinya" (HR. Muslim).


6. Menghargai Perbedaan Pendapat

Islam mengajarkan kita untuk menghargai perbedaan pendapat selama itu tidak menyimpang dari prinsip dasar agama. Ada banyak masalah dalam Islam yang dapat dipahami dengan berbagai cara, terutama dalam fiqh (hukum). Oleh karena itu, ketika bertanya, penting untuk menunjukkan rasa hormat terhadap pendapat yang berbeda, tanpa merasa superior atau mencoba memaksakan pandangan kita sendiri. Dalam Surah Al-Hujurat (49:10), Allah berfirman,

"Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudara kamu yang berselisih."


7. Fokus pada Pembelajaran dan Kebaikan Bersama

Pada akhirnya, tujuan dari setiap diskusi adalah untuk memperkaya pemahaman kita terhadap ajaran Islam dan untuk meningkatkan kualitas kehidupan beragama kita. Sebagai umat Islam, kita harus fokus pada pencarian ilmu dan kebaikan bersama, bukan pada perbedaan yang bisa memecah belah. Dengan demikian, setiap pertanyaan yang diajukan harus dilandasi oleh niat baik dan untuk tujuan kebaikan umat secara keseluruhan.


Penutup

Menjaga adab bertanya dalam acara umum adalah salah satu cara untuk mencegah gesekan dan ketegangan antar golongan dalam Islam. Dengan niat yang ikhlas, bahasa yang sopan, serta penghormatan terhadap perbedaan, kita dapat berkontribusi pada terciptanya suasana yang damai dan harmonis. Adab bertanya yang baik bukan hanya mencerminkan kedewasaan beragama, tetapi juga menjadi contoh bagi orang lain dalam menjaga ukhuwah Islamiyah.

Sumber: GPT (21 Januari 2025)

status validation content: belum


Pesan Penulis:

Setiap ayat yang disebutkan dalam artikel ini terhubung dengan Quran digital dan dilengkapi dengan tafsir untuk memudahkan pemahaman lebih dalam.

Sebagai penulis, kami hanyalah manusia biasa yang tidak lepas dari kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, apabila terdapat kekeliruan dalam artikel ini, kami sangat menghargai kritik dan saran yang membangun. Semoga artikel ini memberikan manfaat dan pemahaman yang lebih baik bagi pembaca. Kami juga memohon maaf atas segala kekhilafan yang mungkin terjadi.

Untuk pertanyaan atau masukan lebih lanjut, jangan ragu untuk menghubungi kami melalui email di info@finlup.id*.*

0
Subscribe to my newsletter

Read articles from Ariska Hidayat directly inside your inbox. Subscribe to the newsletter, and don't miss out.

Written by

Ariska Hidayat
Ariska Hidayat

I am an enthusiastic researcher and developer with a passion for using technology to innovate in business and education.