Makna Gerakan dan Bacaan dalam Sholat


Berikut penjelasan ringkas tentang makna gerakan dan bacaan dalam sholat, beserta pengembangan makna
1. Takbiratul Ihram
Gerakan: Mengangkat kedua tangan setinggi telinga atau bahu sembari mengucapkan Allahu Akbar (Allah Maha Besar).
Makna:
Menandakan dimulainya sholat dan meninggalkan segala urusan duniawi untuk fokus hanya kepada Allah.
Allahu Akbar: Deklarasi bahwa tidak ada yang lebih agung, lebih tinggi, atau lebih besar selain Allah.
Keutamaan:
Menegaskan bahwa Allah adalah Dzat Maha Besar; saat itulah kita memulai ibadah sholat dan meninggalkan segala urusan duniawi.
Takbir melambangkan penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah.
Dalil:
Sabda Nabi ﷺ:
“Apabila engkau berdiri untuk sholat, maka bertakbirlah…”
HR.Al−Bukhari no.757 dan Muslim no.397
Perkataan Ulama:
- Al-Imam An-Nawawi (w. 676 H) dalam Al-Majmū‘ menjelaskan bahwa takbiratul ihram adalah rukun yang menandakan masuknya seseorang ke dalam kondisi khusus sholat, di mana “segala ucapan dan perbuatan lain menjadi haram (terlarang).”
2. Berdiri Tegak (Qiyām) dan Membaca Al-Fatihah
Gerakan: Berdiri dengan kedua tangan bersedekap/bersedekap di dada atau di bawah dada (sesuai mazhab).
Makna Bacaan Al-Fatihah:
Al-Fatihah adalah ‘Ummul Kitab’: rangkuman seluruh ajaran Al-Qur’an.
Di dalamnya ada pujian kepada Allah (Alhamdulillāhi Rabbil ‘ālamīn), penegasan Māliki yaumiddīn (Allah pemilik Hari Pembalasan), serta permintaan hidayah (Ihdināṣ-ṣirāṭal mustaqīm).
Kita mengakui hanya kepada-Nya kita menyembah dan hanya kepada-Nya kita meminta pertolongan.
Dalil:
Nabi ﷺ bersabda:
“Tidak sah sholat seseorang yang tidak membaca Fatihatul Kitab.”
HR.Al−Bukhari no.756,Muslim no.394
Makna & Keutamaan:
Al-Fatihah disebut Ummul Kitab (induk Al-Qur’an) karena merangkum inti-inti pokok agama: pujian, tauhid, kebergantungan kepada Allah, dan doa meminta hidayah.
Keutamaan: Al-Fatihah adalah surah paling agung dalam Al-Qur’an (HR. Abu Sa‘id bin Al-Mu‘alla, Al-Bukhari no. 4474).
Perkataan Ulama:
- Ibnu Katsir (w. 774 H) dalam Tafsīr Ibnu Katsīr menyebut Al-Fatihah sebagai syarat sah sholat, dan menyebut banyak keutamaannya, antara lain bahwa Al-Fatihah adalah surah “yang tidak diturunkan dalam Taurat, Injil, maupun Zabur, kecuali hanya dalam Al-Qur’an.”
3. Rukuk
Gerakan: Membungkukkan badan hingga punggung lurus, tangan menempel pada lutut.
Bacaan:
Subḥaˉna Rabbiyal ‘Aẓıˉm (Maha suci Tuhanku yang Maha agung).
Ditambah wabihamdih di beberapa riwayat.
Dalil:
Firman Allah:
“Wahai orang-orang yang beriman, ruku‘lah dan sujudlah…”
QS.Al−Hajj[22]:77Nabi ﷺ bersabda tentang bacaan rukuk dan sujud:
“Adapun ruku’ maka agungkanlah Rabb di dalamnya…”
HR.Muslimno.479
Makna & Keutamaan:
Simbol penghormatan dan kerendahan hati hamba di hadapan Keagungan Allah.
Imam Ibn al-Qayyim (w. 751 H) dalam Zādul Ma‘ād menegaskan bahwa rukuk adalah bagian dari “pengagungan lahiriah” sebelum seseorang tenggelam dalam “pengagungan batiniah” pada sujud.
4. I’tidal (Bangkit dari Rukuk)
Gerakan: Bangun tegak dari rukuk, mengangkat tangan (sunnah), lalu berdiri lurus.
Bacaan: Sami‘allāhu liman ḥamidah (Allah mendengar orang yang memuji-Nya), kemudian Rabbanā wa lakal-ḥamd (Wahai Tuhan kami, milik-Mu segala pujian).
Makna:
Mengakui bahwa segala pujian hanyalah milik Allah.
Bersyukur atas semua nikmat yang Allah berikan.
Dalil:
- Hadits Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi ﷺ ketika bangkit dari rukuk, beliau mengucapkan (HR. Al-Bukhari no. 789, Muslim no. 411).
Makna & Keutamaan:
Mengakui bahwa seluruh pujian hanya milik Allah.
Menunjukkan rasa syukur karena telah diberi kesempatan beribadah dan memohon diterimanya pujian tersebut.
Perkataan Ulama:
- Al-Imam Ibnu Hajar Al-‘Asqalani (w. 852 H) dalam Fatḥul Bārī menjelaskan bahwa berdiri i‘tidal adalah rukun yang mencerminkan “keseimbangan” dan “ketenangan” dalam sholat, tidak tergesa-gesa berpindah dari rukuk ke sujud.
5. Sujud
Inilah bagian yang dirujuk dalam penjelasan Ust. Adi Hidayat:
a. Makna Sujud
Gerakan: Menyentuhkan dahi, kedua telapak tangan, lutut, dan ujung jari kaki ke lantai.
Inti Makna:
Puncak kerendahan seorang hamba di hadapan Pencipta-Nya.
Ketika sujud, posisi kita paling ‘rendah’, namun justru di sisi Allah inilah posisi paling dekat antara hamba dan Allah (berdasarkan sabda Nabi, “Keadaan terdekat seorang hamba dengan Rabb-nya adalah saat dia bersujud…” – HR. Muslim).
Mengakui secara total kelemahan dan kebergantungan kita kepada Allah.
b. Bacaan dalam Sujud
Subḥāna Rabbiyal A‘lā
Artinya: “Mahasuci Tuhanku Yang Maha Tinggi.”
Menegaskan bahwa tak ada satu pun yang melebihi ketinggian dan keagungan Allah. Semua yang kita jumpai di dunia hanyalah bagian kecil dari kekuasaan-Nya.
Tambahan wabihamdih
“dan dengan memuji-Nya”
Menunjukkan rasa syukur dan pujian kepada Allah karena semua karunia dan kebaikan-Nya.
Doa Tambahan:
Ada yang menambahkan, Subḥānaka Allāhumma wa bi-ḥamdika, Allāhumma ighfir lī (Mahasuci Engkau, ya Allah, dan dengan memuji-Mu; ampunilah aku, ya Allah).
Ust. Adi Hidayat menekankan bahwa kalimat ini menyiratkan permohonan ampun:
“Aku memuji-Mu, ya Allah. Ampunilah aku atas kekeliruan dalam menghormati atau menghambakan diri selama ini.”
Dengan sujud dan ucapan ini, kita berharap diampuni dari kesalahan dalam penghambaan selama hidup.
c. Rahasia Sujud dan Permohonan
Menurut penjelasan Ust. Adi Hidayat, ketika seseorang sujud dengan benar—merendahkan diri di hadapan Allah, memuji-Nya, dan memohon ampun—Allah akan mengangkat hamba tersebut.
Seolah Allah berfirman: “Bangkitlah dan mintalah apa pun yang kau butuhkan; Aku kabulkan.”
Karena itu, banyak ulama menganjurkan memperbanyak doa saat sujud, sebab kondisi ini adalah momen paling dekat dengan Allah.
d. Gerakan & Dalil
Gerakan:
- Menempelkan tujuh anggota sujud: dahi (bersama hidung), dua telapak tangan, dua lutut, dan dua ujung kaki (ujung jari kaki).
Dalil:
Firman Allah:
“Dan sujudlah…”
QS.Al−‘Alaq[96]:19Nabi ﷺ bersabda:
“Aku diperintahkan untuk sujud dengan tujuh tulang/anggota…”
HR.Al−Bukhari no.812, Muslim no.490
e. Makna & Keutamaan Sujud
Makna:
Puncak kerendahan hamba di hadapan Allah, sekaligus momen terdekat seorang hamba dengan Rabb-nya.
Nabi ﷺ bersabda:
“Keadaan paling dekat seorang hamba dengan Rabb-nya adalah ketika dia bersujud...”
HR.Muslimno.482
Keutamaan:
Banyak doa yang dikabulkan ketika sujud. Nabi ﷺ bersabda:
“Dan adapun sujud, bersungguh-sungguhlah dalam berdoa, sebab besar kemungkinan dikabulkan bagimu.”
HR.Muslimno.479
Bacaan:
Subḥāna Rabbiyal A‘lā (Mahasuci Tuhanku Yang Maha Tinggi).
Bisa ditambah:
Subḥānaka Allāhumma wa biḥamdika, Allāhumma ighfir lī
(Mahasuci Engkau, ya Allah, dengan memuji-Mu, ampunilah aku).
Perkataan Ulama:
- Imam Al-Ghazali (w. 505 H) dalam Iḥyā’ ‘Ulūm ad-Dīn menerangkan bahwa sujud adalah “tempat terluasnya rahmat dan kebaikan Allah” karena memadukan kerendahan fisik dengan kekhusyukan batin.
6. Duduk di Antara Dua Sujud
Gerakan: Bangkit dari sujud, lalu duduk sejenak sebelum sujud berikutnya.
Makna:
Menurut keterangan Ust. Adi Hidayat, inilah momen penting untuk memohon. Diibaratkan, setelah hamba merendahkan diri dan menyadari kesalahannya, Allah pun mempersilakan, “Mintalah...”
Posisi duduk ini bukan sekadar jeda, melainkan kesempatan bertawassul (berdoa meminta kepada Allah) atas kebutuhan kita.
Doa di Antara Dua Sujud
Bacaan yang umum diajarkan: Rabbighfir lıˉ, warḥamnıˉ, wajburnıˉ, warfa‘nıˉ, warzuqnıˉ, wahdinıˉ, wa‘aˉfinıˉ, wa‘fu ‘annıˉ \text{Rabbighfir lī, warḥamnī, wajburnī, warfa‘nī, warzuqnī, wahdinī, wa‘āfinī, wa‘fu ‘annī}
Rabbighfir lī: “Wahai Tuhanku, ampunilah aku.”
Warḥamnī: “Kasihanilah aku.”
Wajburnī: “Perbaikilah keadaanku, cukupkanlah kebutuhanku.”
Warfa‘nī: “Angkatlah derajatku.”
Warzuqnī: “Berilah aku rezeki yang halal, berkah, dan cukup.”
Wahdinī: “Bimbinglah aku ke jalan kebaikan dan kebenaran.”
Wa‘āfinī: “Berilah aku kesehatan, keselamatan, dan ketenteraman.”
Wa‘fu ‘annī: “Maafkan segala kesalahanku.”
Ust. Adi Hidayat mengajak agar doa-doa ini diucapkan dengan hati yang sadar, membayangkan kesalahan, kebutuhan, dan harapan kita. Jadi, tidak sekadar hafalan lisan.
Doa & Dalil:
Banyak riwayat menjelaskan doa di antara dua sujud. Salah satunya:
“Rabbighfir lī, warḥamnī, wajburnī, warfa‘nī, warzuqnī, wahdinī, wa‘āfinī, wa‘fu ‘annī.”
HR.Ibnu Majah no.898
Makna & Keutamaan:
Memohon ampunan, rahmat, perbaikan keadaan, rezeki, hidayah, kesehatan, dan pemaafan.
Menggambarkan kelapangan yang Allah berikan: setelah sujud (puncak kerendahan), Allah mengangkat hamba-Nya untuk meminta segala yang diharapkan.
Perkataan Ulama:
- Ibn Rajab al-Hanbali (w. 795 H) dalam Lathāiful Ma‘ārif menyebutkan bahwa duduk di antara dua sujud adalah “waktu ijābah doa” sebab masih dalam rangkaian tadharru‘ (kerendahan hati) yang dimulai dari sujud.
7. Tasyahud (Awal dan Akhir)
Gerakan:
- Duduk tahiyat di rakaat kedua (tahiyat awal) dan di rakaat terakhir (tahiyat akhir).
Makna:
Tahiyyat: Salam penghormatan kepada Allah, diiringi selawat kepada Nabi Muhammad ﷺ, serta kesaksian atas keesaan Allah dan kerasulan Nabi Muhammad ﷺ.
Di sinilah kita bersyahadat dan memperbarui keimanan, sambil memohon keselamatan bagi Nabi, diri kita, dan seluruh hamba Allah yang saleh.
Dalil:
Hadits Ibnu Mas‘ud radhiyallahu ‘anhu mengenai tata cara tasyahud:
“Ketika kami sholat di belakang Rasulullah ﷺ, kami biasa membaca ‘Assalāmu ‘alallāh, assalāmu ‘alā fulān…’ lalu Rasulullah ﷺ mengajarkan ‘Attahiyyātu lillāh…’,”
[HR.Al−Bukhari no.6265,Muslim no.402]
Makna & Keutamaan Tasyahud:
Memperbarui Tauhid: Menegaskan hanya Allah yang berhak menerima berbagai bentuk penghormatan dan doa.
Membaca Syahadat: Inti pokok iman kita; meneguhkan keesaan Allah dan kerasulan Nabi Muhammad ﷺ.
Bershalawat atas Nabi Muhammad ﷺ: Merupakan wujud penghormatan, kecintaan, dan doa agar kita juga mendapatkan syafaat beliau kelak di akhirat.
Keutamaan Shalawat:
Menjalankan Perintah Allah
Allah berfirman:
“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.”
QS.Al−Aḥzaˉb(33):56Ayat ini menunjukkan betapa mulianya kedudukan Nabi Muhammad ﷺ, sehingga Allah memerintahkan hamba-Nya untuk bershalawat.
Mendapat Balasan Shalawat dari Allah
Nabi Muhammad ﷺ bersabda:
“Barangsiapa bershalawat kepadaku satu kali, maka Allah akan bershalawat (memberi rahmat) kepadanya sepuluh kali.”
[HR.Muslim no.408]Ini menunjukkan betapa besar pahala bagi orang yang bershalawat, dengan balasan berlipat ganda dari Allah.
Sebab Dihapusnya Dosa dan Diangkatnya Derajat
Dalam riwayat lain, disebutkan bahwa shalawat dapat menjadi sebab ampunan dosa dan terangkatnya derajat seseorang di sisi Allah.
Imam Ibnul Qayyim (w. 751 H) juga menyebutkan dalam Jalā’ul Afhām bahwa shalawat termasuk ibadah agung yang membuka berbagai pintu kebaikan.
Menunjukkan Kecintaan kepada Nabi
Nabi Muhammad ﷺ juga bersabda:
“Manusia yang paling berhak mendapatkan syafaatku pada hari Kiamat adalah yang paling banyak bershalawat kepadaku.”
[HR.At−Tirmidzi no.484 dan Ibnu Hibban no.914]
Dalil Lafaz Shalawat yang Diajarkan:
Rasulullah ﷺ mengajarkan para sahabat tatkala bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimana cara kami bershalawat kepadamu?” Beliau menjawab:
“Katakanlah: Allāhumma ṣalli ‘alā Muḥammad wa ‘alā āli Muḥammad kamā ṣallaita ‘alā Ibrāhīm wa ‘alā āli Ibrāhīm, innaka ḥamīdun majīd. Wa bārik ‘alā Muḥammad wa ‘alā āli Muḥammad kamā bārakta ‘alā Ibrāhīm wa ‘alā āli Ibrāhīm, innaka ḥamīdun majīd.”
[HR.Al−Bukhari no.3370,Muslim no.405−406]Inilah yang sering kita baca dalam tasyahud akhir setelah membaca at-taḥiyyātu dan syahadat.
Perkataan Ulama:
Al-Imam Asy-Syafi‘i (w. 204 H) dalam Al-Umm menegaskan pentingnya tasyahud (termasuk shalawat di dalamnya) sebagai rukun yang memuat kesaksian keesaan Allah dan kerasulan Nabi ﷺ—inti pokok iman.
Ibnu Katsir (w. 774 H) ketika menafsirkan ayat 56 Surah Al-Ahzab, menyebutkan bahwa shalawat adalah “bentuk memuliakan dan mendoakan keselamatan Nabi,” yang berakhir pada kemuliaan bagi orang yang mengucapkannya.
8. Salam
Gerakan: Menoleh ke kanan dan ke kiri sambil mengucapkan Assalāmu ‘alaikum wa raḥmatullāh.
Makna:
Mengucap salam sebagai penutup sholat dan menebarkan doa keselamatan, rahmat, dan keberkahan kepada orang-orang di sekitar kita (makmum, malaikat, dan seluruh semesta).
Menandakan kembali ke urusan dunia, tetapi dengan membawa semangat dan ruh ketaatan yang telah ditanamkan sepanjang sholat.
Dalil:
- Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah ﷺ menutup sholat dengan salam (HR. Al-Bukhari no. 835, Muslim no. 582).
Makna & Keutamaan:
Mengakhiri ibadah sholat sambil mendoakan keselamatan bagi orang di kanan, kiri, dan seluruh makhluk.
Sebagai tanda bahwa kita kembali ke urusan dunia setelah berkomunikasi dengan Allah, namun membawa berkah dan kekuatan ruh yang didapat dalam sholat.
Perkataan Ulama:
- Imam Al-Nawawi menegaskan dalam Al-Majmū‘ bahwa salam adalah “pengikat akhir” sholat yang memenuhi syarat syariat—menandai berakhirnya rangkaian rukun.
Penutup: Keutamaan Sholat secara Umum
Tiang Agama:
Nabi ﷺ bersabda:
“Pokok perkara adalah Islam, tiangnya adalah sholat, dan puncaknya adalah jihad.”
[HR.At−Tirmidzi no.2616, dishahihkan Al−Albani]
Pencegah Keburukan:
Firman Allah:
“Sesungguhnya sholat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar.”
QS.Al−‘Ankabuˉt[29]:45
Amal Pertama yang Diadili:
Nabi ﷺ bersabda:
“Amal yang pertama kali akan dihisab dari seorang hamba pada hari Kiamat adalah sholatnya...”
[HR.Abu Dawud no.864, At−Tirmidzi no.413]
Penghapus Dosa:
Nabi ﷺ berumpama:
“Bagaimana pendapatmu seandainya ada sungai di depan pintu salah seorang di antara kalian, ia mandi di dalamnya setiap hari lima kali, apakah masih tersisa kotoran pada tubuhnya?” … “Demikianlah perumpamaan sholat lima waktu, Allah menghapus dosa-dosa dengan sebab sholat.”
HR.Al−Bukhari no.528, Muslim no.667
Perkataan Ulama:
- Ibnu Qayyim (w. 751 H) mengatakan dalam Madārijus Sālikīn, “Sholat adalah kebahagiaan hati dan pelipur bagi ruh seorang mukmin. Di dalamnya terdapat perjumpaan ruhani dengan Allah yang tidak dapat digantikan dengan apa pun di dunia.”
Kesimpulan Utama
Sholat bukan sekadar rangkaian gerakan fisik, melainkan ibadah yang menyeluruh—mencakup hati, akal, dan lisan:
Gerakan mengekspresikan kerendahan diri, keagungan Allah, dan kedisiplinan.
Bacaan menekankan tauhid, keikhlasan, permohonan ampun, serta harapan akan rahmat Allah.
Posisi Sujud adalah saat paling dekat dengan Allah, dianjurkan banyak berdoa di sana.
Duduk di antara dua sujud adalah jeda rahmat untuk memohon apa saja yang dibutuhkan.
Semoga penjelasan ini menyempurnakan pemahaman kita tentang makna gerakan dan bacaan sholat, sehingga dapat menambah kekhusyukan dan kecintaan kepada Allah.
Wallāhu a‘lam bisshawāb.
Sumber: GPT Pro o1
Setiap dalil terhubung dengan sumber Quran Insight (klik untuk melihat, ayat, terjemahan dan tafsir)
Subscribe to my newsletter
Read articles from Ariska Hidayat directly inside your inbox. Subscribe to the newsletter, and don't miss out.
Written by

Ariska Hidayat
Ariska Hidayat
I am an enthusiastic researcher and developer with a passion for using technology to innovate in business and education.