Sejarah Alfabet: Dari Fenisia hingga Arab dan Latin


1. Asal-usul Alfabet Fenisia
Alfabet Fenisia adalah salah satu sistem tulisan tertua yang menjadi dasar bagi banyak alfabet modern, termasuk Latin, Yunani, Arab, dan Ibrani. Berasal sekitar abad ke-11 SM, alfabet ini memiliki 22 huruf konsonan dan ditulis dari kanan ke kiri. Setiap huruf mewakili bunyi tertentu, bukan kata atau konsep, menjadikannya lebih sederhana dibandingkan hieroglif Mesir atau aksara paku Mesopotamia.
Berikut adalah 22 huruf Fenisia beserta bunyinya:
π€ Aleph (ΚΎ) β "sapi"
π€ Beth (b) β "rumah"
π€ Gimel (g) β "unta"
π€ Daleth (d) β "pintu"
π€ He (h) β "jendela"
π€ Waw (w) β "kait"
π€ Zayin (z) β "senjata"
π€ Heth (αΈ₯) β "pagar"
π€ Teth (αΉ) β "ular"
π€ Yod (y) β "tangan"
π€ Kaph (k) β "telapak tangan"
π€ Lamed (l) β "tongkat"
π€ Mem (m) β "air"
π€ Nun (n) β "ikan"
π€ Samekh (s) β "tiang"
π€ Ayin (ΚΏ) β "mata"
π€ Pe (p) β "mulut"
π€ Qoph (q) β "monyet"
π€ Resh (r) β "kepala"
π€ Shin (Ε‘) β "gigi"
π€ Taw (t) β "tanda"
π€ Ghain (Δ‘) β "matahari"
Huruf-huruf ini kemudian diadopsi oleh alfabet Yunani dan Aram, yang menjadi dasar bagi huruf Latin dan Arab.
2. Transisi dari Huruf Aram ke Huruf Arab
Awal Mula: Huruf Aram
Huruf Aram berasal dari alfabet Fenisia dan mulai digunakan sekitar abad ke-10 SM. Karena bahasa Aram menjadi bahasa resmi Kekaisaran Asyur dan Persia, huruf ini menyebar luas. Huruf Aram memiliki 22 huruf konsonan dan ditulis dari kanan ke kiri.
Perkembangan ke Huruf Nabatea
Bangsa Nabatea (berada di sekitar Yordania dan Arab utara) menggunakan huruf Aram, tetapi mereka mulai menghubungkan huruf-hurufnya dalam tulisan sehari-hari. Bentuk huruf Aram yang kaku mulai melengkung dan tersambung β cikal bakal huruf Arab.
Contoh transisi huruf:
- Aleph (π‘) dalam Aram β menjadi Ψ§ (Alif) dalam Arab.
Munculnya Huruf Arab Awal
Pada abad ke-4 hingga ke-5 M, muncul huruf Arab kuno yang dipengaruhi oleh Nabatea, terutama di Al-Hirah (Irak). Tulisan ini sudah memiliki ciri khas huruf bersambung. Awalnya, huruf Arab tidak memiliki titik atau harakat β huruf Ψ¨ (ba), Ψͺ (ta), dan Ψ« (tsa) semua terlihat sama.
Standarisasi: Mushaf Utsmani
Di masa Khalifah Utsman bin Affan (sekitar tahun 650 M), tulisan Arab distandarkan untuk penulisan Al-Qur'an. Titik dan harakat kemudian diperkenalkan oleh Abu Al-Aswad Ad-Duβali untuk membedakan huruf dan membantu pelafalan.
Akhirnya, alfabet Arab memiliki 28 huruf β tambahan dari Aram dan Nabatea untuk menyesuaikan bunyi khas bahasa Arab.
3. Masuknya Huruf Latin ke Nusantara
Huruf Latin berasal dari alfabet Etruska, yang diadaptasi dari alfabet Yunani Kuno. Bangsa Romawi menggunakan alfabet ini sejak abad ke-7 SM, dan melalui kekaisaran mereka, huruf Latin menyebar ke seluruh Eropa.
Di Nusantara, huruf Latin pertama kali diperkenalkan oleh bangsa Portugis pada abad ke-16, tetapi semakin meluas saat penjajahan Belanda. Mereka menggunakan huruf Latin untuk administrasi dan pendidikan, perlahan menggantikan aksara lokal seperti aksara Jawa, Sunda, serta huruf Arab Pegon.
Mengapa banyak masyarakat Nusantara dianggap buta huruf?
Sebelum penjajahan, masyarakat, terutama di pesantren, sudah melek huruf menggunakan Arab Pegon β huruf Arab yang disesuaikan untuk bahasa Jawa, Sunda, Madura, dan Melayu. Namun, pemerintah kolonial Belanda hanya mengakui mereka yang bisa membaca huruf Latin sebagai "melek huruf". Akibatnya, masyarakat yang fasih membaca Arab Pegon tetap dianggap "buta huruf" dalam catatan kolonial.
4. Garis Waktu Singkat Evolusi Alfabet
3400 SM: Aksara Paku Sumeria
3100 SM: Hieroglif Mesir
1900 SM: Alfabet Proto-Sinaitik
1100 SM: Alfabet Fenisia (22 huruf konsonan)
900 SM: Alfabet Aram
400 SM: Alfabet Yunani (menambahkan huruf vokal)
400 M: Huruf Nabatea (awal mula huruf Arab)
650 M: Standarisasi huruf Arab oleh Khalifah Utsman
1500-an M: Huruf Latin masuk ke Nusantara
Alfabet Latin dan Arab memiliki akar sejarah yang sama, yaitu alfabet Fenisia. Meskipun berkembang dalam jalur berbeda, keduanya adalah bagian dari sejarah panjang manusia dalam menciptakan sistem komunikasi tertulis. Evolusi huruf ini membuktikan bagaimana budaya dan bahasa saling memengaruhi dan beradaptasi sepanjang waktu.
Subscribe to my newsletter
Read articles from Ariska Hidayat directly inside your inbox. Subscribe to the newsletter, and don't miss out.
Written by

Ariska Hidayat
Ariska Hidayat
I am an enthusiastic researcher and developer with a passion for using technology to innovate in business and education.