Teknologi Itu Alat, Engineering Itu Pola Pikir


Banyak pengembang pemula (junior dev) sering kali terjebak dalam pertanyaan: "Framework apa yang harus saya pelajari?" atau "Apakah React lebih baik dari Angular?"
Meskipun pertanyaan ini wajar, ada satu prinsip penting yang perlu dipahami: teknologi hanyalah alat. Yang lebih penting dari memilih framework tertentu adalah memahami konsep mendasar dalam pengembangan perangkat lunak.
🔹 Mengapa Memahami Konsep Lebih Penting?
Framework dan bahasa pemrograman akan selalu berubah. React hari ini mungkin akan digantikan oleh sesuatu yang baru esok hari. Tapi prinsip-prinsip seperti arsitektur perangkat lunak, pola desain (design patterns), dan praktik penulisan kode yang bersih akan selalu relevan.
Seorang engineer yang baik:
Memahami bagaimana membangun sistem yang scalable dan maintainable.
Mengerti prinsip SOLID dan bagaimana mengaplikasikannya.
Bisa membaca dan memahami kode, meskipun bahasa atau framework-nya belum pernah ia gunakan sebelumnya.
🔹 Mulai Dari Mana?
Daripada terjebak memilih teknologi tertentu, mulailah dengan mempelajari hal-hal berikut:
Arsitektur Perangkat Lunak:
Monolithic vs Microservices: Memahami perbedaan arsitektur monolitik (satu kesatuan) dan microservices (terpisah menjadi layanan-layanan kecil).
Layered Architecture: Mengenal konsep lapisan seperti presentation layer, business logic layer, dan data layer.
Data Flow: Bagaimana data mengalir dari satu komponen ke komponen lain, termasuk konsep state management.
Pola Desain:
Singleton: Memastikan sebuah class hanya memiliki satu instance dan menyediakan titik akses global ke instance tersebut.
Factory: Mempermudah pembuatan objek tanpa menentukan class secara eksplisit.
Observer: Memungkinkan satu objek menginformasikan perubahan ke objek lain, sering digunakan dalam event-driven programming.
Prinsip Kode Bersih:
SOLID: Lima prinsip dasar desain berorientasi objek untuk membuat kode lebih fleksibel dan mudah dikembangkan.
DRY (Don't Repeat Yourself): Menghindari duplikasi kode dengan membuat fungsi atau modul reusable.
KISS (Keep It Simple, Stupid): Menekankan pentingnya membuat solusi sesederhana mungkin untuk menghindari kompleksitas yang tidak perlu.
🔹 Kesimpulan
Framework adalah alat, bukan tujuan. Jika Anda memiliki fondasi rekayasa perangkat lunak yang kuat, Anda bisa mempelajari framework apa pun dengan cepat.
Jadi, daripada bertanya "React atau Angular?", mulailah bertanya "Bagaimana saya bisa membangun perangkat lunak yang baik dan berkelanjutan?".
Karena teknologi akan berlalu, tapi prinsip rekayasa akan selalu abadi.
Subscribe to my newsletter
Read articles from Ariska Hidayat directly inside your inbox. Subscribe to the newsletter, and don't miss out.
Written by

Ariska Hidayat
Ariska Hidayat
I am an enthusiastic researcher and developer with a passion for using technology to innovate in business and education.