Instalasi dan Konfigurasi Server Database MySQL

Photo by Rubaitul Azad on Unsplash

Latar Belakang

Database adalah komponen penting dalam pengembangan aplikasi dan sistem informasi. Dalam dunia database, terdapat dua jenis database yang umum digunakan, yaitu database relasional dan database non-relasional. Masing-masing memiliki keunggulan dan kekurangan yang berbeda tergantung pada jenis aplikasi dan kebutuhan data. Salah satu sistem manajemen basis data relasional yang paling populer adalah MySQL, yang digunakan di banyak aplikasi web dan sistem yang membutuhkan pengelolaan data yang terstruktur.

Problem

Seiring dengan semakin meningkatnya kebutuhan pengelolaan data, proses instalasi dan konfigurasi server database menjadi salah satu bagian penting dalam pengelolaan sistem informasi. Seringkali, pengguna atau administrator database kesulitan dalam memahami perbedaan antara jenis-jenis database (relasional vs. non-relasional) serta bagaimana mengkonfigurasi MySQL untuk menyesuaikan dengan kebutuhan aplikasi. Selain itu, terdapat berbagai konfigurasi yang perlu dilakukan dalam instalasi MySQL, seperti pengaturan port, buffer pool, dan pengaturan password yang aman.

Tujuan Artikel

Artikel ini bertujuan untuk memberikan pemahaman mengenai:

  1. Proses instalasi MySQL.

  2. Langkah-langkah konfigurasi server database MySQL.

  3. Perbedaan antara database relasional dan database non-relasional.

  4. Perbedaan antara MySQL dan MariaDB.

Artikel ini juga akan membahas terkait dengan konfigurasi database MySQL menggunakan command prompt.

A. Database Relasional dan Non-Relasional

Database Relasional (Relational Database)

Database relasional adalah jenis database yang menyimpan data dalam tabel-tabel yang saling terhubung (relasional). Data dalam database ini diatur dalam baris dan kolom, serta dapat saling berhubungan menggunakan kunci utama (primary key) dan kunci asing (foreign key). Query yang digunakan dalam database relasional umumnya menggunakan bahasa SQL (Structured Query Language).

Contoh Produk Database Relasional:

  1. MySQL: Sistem manajemen basis data (DBMS) yang sangat populer untuk pengelolaan data relasional.

  2. PostgreSQL: DBMS open-source yang mendukung SQL serta fitur-fitur canggih lainnya.

  3. Oracle Database: DBMS komersial yang banyak digunakan oleh perusahaan besar untuk aplikasi berskala besar.

Database Non-Relasional (NoSQL Database)

Database non-relasional adalah jenis database yang tidak menggunakan struktur tabel relasional untuk menyimpan data. Sebaliknya, data dapat disimpan dalam bentuk dokumen, pasangan kunci-nilai, grafik, atau kolom. Database ini lebih fleksibel dan cocok untuk data dengan struktur yang tidak terdefinisi atau data yang sering berubah.

Contoh Produk Database Non-Relasional:

  1. MongoDB: Database berbasis dokumen yang menyimpan data dalam format BSON (Binary JSON).

  2. Cassandra: Database yang berbasis kolom dan dapat menangani data dalam jumlah besar.

  3. Redis: Penyimpanan data dalam bentuk key-value yang sangat cepat.

B. Kapan Menggunakan Database Relasional dan Non-Relasional?

Kapan Menggunakan Database Relasional?

  • Data terstruktur: Database relasional ideal untuk data yang terstruktur dan konsisten, seperti aplikasi keuangan atau sistem manajemen inventaris.

  • ACID Compliance: Jika aplikasi membutuhkan transaksi yang aman dan memastikan integritas data, seperti sistem perbankan.

  • Query yang Kompleks: Jika aplikasi membutuhkan query yang kompleks dengan join dan relasi antar tabel, database relasional sangat cocok.

Kapan Menggunakan Database Non-Relasional?

  • Data Tidak Terstruktur: Untuk aplikasi yang menangani data yang tidak terstruktur atau semi-terstruktur, seperti dokumen atau data sensor.

  • Skalabilitas Tinggi: Database NoSQL lebih baik dalam skala horizontal untuk aplikasi dengan volume data yang besar atau membutuhkan kecepatan tinggi dalam pengolahan data.

  • Frequent Schema Changes: Jika data atau skema sering berubah, seperti aplikasi yang memiliki data dinamis atau startup yang memerlukan fleksibilitas tinggi.

C. Instalasi MySQL dari Awal hingga Akhir

Langkah-Langkah Instalasi MySQL

Langkah 1: Unduh MySQL Installer

  1. Kunjungi situs resmi MySQL: https://dev.mysql.com/downloads/installer/.

  2. Pilih installer yang sesuai dengan sistem operasi Anda dan unduh.

Langkah 2: Menjalankan Installer

  1. Setelah mengunduh, jalankan file installer.

  2. Pilih MySQL Server dan klik Next.

Langkah 3: Pilih Tipe Instalasi

  1. Pilih Developer Default untuk instalasi standar yang mencakup MySQL Server dan komponen lainnya.

  2. Klik Next untuk melanjutkan.

Langkah 4: Konfigurasi MySQL Server

  1. Pilih versi MySQL yang ingin diinstal.

  2. Tentukan konfigurasi seperti port (default 3306) dan pilih Config Type.

  3. Klik Next dan pilih Execute untuk mulai instalasi.

Langkah 5: Pengaturan Password Root

  1. Anda akan diminta untuk mengatur password root MySQL.

  2. Tentukan password yang kuat dan pastikan untuk menyimpannya dengan aman.

Langkah 6: Penyelesaian Instalasi

  1. Setelah instalasi selesai, klik Finish.

D. Langkah-Langkah Konfigurasi MySQL

a. Mengubah Port dari Default (contoh: 3306 ke 3309)

  1. Buka file konfigurasi my.ini yang terletak di direktori instalasi MySQL.

  2. Cari bagian port=3306 dan ubah menjadi port=3309.

  3. Simpan perubahan dan restart MySQL dengan perintah:

net stop mysql
net start mysql

Port sebelum dirubah

Port setelah dirubah

Port setelah dirubah

b. Mengubah innodb_buffer_pool_size Menjadi 25% dari RAM

  1. Cari pengaturan innodb_buffer_pool_size dalam file my.ini.

  2. Misalnya, jika RAM server adalah 4GB, setel innodb_buffer_pool_size menjadi 1GB (25% dari 4GB)

  3. Simpan perubahan dan restart MySQL.

innodb_buffer_pool_size=1G

Default value buffer pool size

Dirubah ke 25% RAM (contoh: RAM 12GB)

Mengubah Password Root

  1. Masuk ke MySQL dengan perintah:

  2. Ubah password root dengan perintah

  3. Keluar dari MySQL dengan

mysql -u root -p
ALTER USER 'root'@'localhost' IDENTIFIED BY 'new_password';
exit;

E. Perbedaan antara MySQL dan MariaDB

MySQL

MySQL adalah DBMS relasional open-source yang banyak digunakan, terutama dalam aplikasi web. Dikenal karena kemudahan penggunaannya dan dukungan komunitas yang besar.

MariaDB

MariaDB adalah cabang dari MySQL yang diciptakan oleh pengembang asli MySQL setelah akuisisi Oracle terhadap MySQL. MariaDB mengklaim menawarkan kinerja lebih baik, fitur baru, dan lebih terbuka dibandingkan MySQL.

Perbedaan Utama:

  • Kepemilikan: MySQL dimiliki oleh Oracle, sedangkan MariaDB dikelola oleh komunitas open-source.

  • Fitur dan Kinerja: MariaDB menawarkan fitur baru seperti engine penyimpanan Aria dan TokuDB, serta peningkatan kinerja.

  • Kompatibilitas: MariaDB kompatibel penuh dengan MySQL, sehingga aplikasi MySQL dapat berjalan di MariaDB tanpa modifikasi.

F. Kesimpulan

Kesimpulan Umum

Proses instalasi dan konfigurasi MySQL penting untuk memastikan database berjalan dengan optimal. Memahami perbedaan antara database relasional dan non-relasional akan membantu dalam memilih jenis database yang tepat sesuai dengan kebutuhan aplikasi. Dengan mengikuti langkah-langkah yang telah dijelaskan, Anda dapat menginstal MySQL, melakukan konfigurasi dasar, dan memahami perbedaan antara MySQL dan MariaDB.

Saran

Penggunaan MySQL atau MariaDB harus disesuaikan dengan kebutuhan aplikasi dan organisasi. Jika aplikasi membutuhkan fitur dan keamanan lebih tinggi, MariaDB bisa menjadi alternatif yang lebih baik. Namun, MySQL tetap menjadi pilihan populer di banyak aplikasi web karena stabilitas dan dukungan komunitasnya.

Referensi

  1. MySQL Documentation — https://dev.mysql.com/doc/

  2. MariaDB Documentation — https://mariadb.org/documentation/

  3. MongoDB Documentation — https://www.mongodb.com/docs/

  4. PostgreSQL Documentation — https://www.postgresql.org/docs/

Dengan menyelesaikan tahapan instalasi dan konfigurasi ini, diharapkan pengguna dapat lebih memahami bagaimana MySQL bekerja dan dapat mengelola database dengan lebih efektif.

0
Subscribe to my newsletter

Read articles from Akhmad Nabil Gibran directly inside your inbox. Subscribe to the newsletter, and don't miss out.

Written by

Akhmad Nabil Gibran
Akhmad Nabil Gibran