Membangun Pola Pikir Zaman Sekarang: Open Minded, Pragmatic, dan Agile


Di tengah dunia yang terus berubah dengan cepat—baik dalam hal teknologi, sosial, maupun tantangan hidup—kita dituntut untuk memiliki pola pikir yang luwes, solutif, dan adaptif. Tiga kata kunci yang semakin relevan hari ini adalah: open minded, pragmatic, dan agile. Ketiganya bukan sekadar istilah keren, tapi cara berpikir yang bisa menyelamatkan kita dari kejumudan dan stagnasi.
1. Open Minded: Berpikir Terbuka, Bukan Terombang-ambing
Berpikiran terbuka bukan berarti menerima semua hal tanpa filter, tapi mau mendengarkan, memahami, dan mengevaluasi hal-hal baru sebelum menolaknya.
Dalam kehidupan sosial: kita tidak reaktif terhadap perbedaan, tapi bersikap bijak.
Dalam teknologi: kita tidak fanatik pada satu tools, framework, atau cara lama.
Dalam dakwah: kita tidak anti kritik, bahkan menjadikan kritik sebagai bahan muhasabah.
“Kebenaran tetap punya tempatnya. Tapi untuk sampai ke sana, kita perlu hati yang luas dan telinga yang terbuka.”
2. Pragmatic: Fokus pada Solusi, Bukan Ego
Pragmatis berarti mendahulukan apa yang bisa dikerjakan dan memberikan hasil nyata, dibanding berlama-lama di angan-angan atau idealisme yang tidak bisa diterapkan saat ini.
Dalam proyek: kita bisa mulai dengan apa yang ada, sambil terus menyempurnakan.
Dalam keluarga dan ekonomi: kita sadar bahwa solusi kadang butuh kompromi, bukan keras kepala.
Dalam dakwah dan pendidikan: kita mengukur efektivitas, bukan hanya retorika.
“Kita tidak sedang berlomba siapa yang paling benar teori, tapi siapa yang paling nyata memberi manfaat.”
3. Agile: Gesit, Lincah, dan Tidak Kaku
Agile bukan hanya istilah dalam dunia pemrograman. Ia adalah sikap hidup yang adaptif, tidak takut berubah arah jika memang diperlukan.
Dalam bisnis atau karier: kita bisa berputar arah ketika rencana awal tidak berjalan.
Dalam belajar: kita cepat mengambil pelajaran, mengevaluasi, lalu mencoba pendekatan baru.
Dalam dakwah: kita tetap di atas manhaj salaf, tapi cara menyampaikan bisa menyesuaikan konteks dan audiens.
“Zaman berubah. Tantangan berubah. Yang tidak berubah adalah nilai, tapi cara menyampaikannya bisa lebih agile.”
Kesimpulan: Hidup Butuh Fleksibilitas, Tapi Tetap Punya Arah
Menjadi open minded, pragmatic, dan agile bukan berarti hidup tanpa prinsip. Justru, dengan pola pikir ini kita bisa mempertahankan prinsip sambil tetap relevan, tidak terseret zaman tapi juga tidak ketinggalan zaman.
Saat kita memadukan tiga sikap ini, kita akan:
Lebih mudah belajar dan berkolaborasi
Tidak cepat patah saat rencana gagal
Mampu mengambil keputusan bijak, meski dalam tekanan
“Di era yang penuh tantangan ini, yang bertahan bukan yang paling kuat, tapi yang paling mampu beradaptasi.”
Subscribe to my newsletter
Read articles from Ariska Hidayat directly inside your inbox. Subscribe to the newsletter, and don't miss out.
Written by

Ariska Hidayat
Ariska Hidayat
I am an enthusiastic researcher and developer with a passion for using technology to innovate in business and education.