AdonisJS: Jembatan Nyaman antara Laravel dan Ekosistem Node.js

Ariska HidayatAriska Hidayat
3 min read

Di dunia pengembangan web, Laravel telah menjadi standar de facto di banyak proyek lokal, terutama di Indonesia. Framework berbasis PHP ini dikenal dengan sintaksnya yang elegan, dokumentasi yang rapi, dan ekosistem yang memudahkan developer membangun aplikasi web dengan cepat dan aman.

Namun, saat kita mulai mengerjakan proyek-proyek luar negeri atau produk global, landscape-nya bisa sangat berbeda. Framework seperti Next.js, Express.js, hingga backend yang headless dan berbasis API menjadi pilihan utama. Dunia luar lebih banyak bertumpu pada JavaScript/TypeScript, terutama di sisi backend yang dibangun dengan Node.js.

Di sinilah AdonisJS hadir sebagai solusi menarik:
Sebuah framework Node.js yang menawarkan pengalaman “mirip Laravel”, lengkap dengan fitur-fitur seperti routing yang jelas, ORM seperti Eloquent (disebut Lucid), sistem validasi, Auth, Middleware, hingga Command Line Tool yang powerful.


Kenapa AdonisJS Layak Dicoba?

  1. Developer Laravel akan merasa “pulang”
    Jika kamu terbiasa dengan Laravel, maka struktur folder, cara membuat controller, route, dan ORM Adonis akan terasa sangat familiar. Bahkan adonis make:model atau adonis make:controller mengingatkan kita pada artisan.

  2. Built-in TypeScript
    AdonisJS dibangun dengan TypeScript sejak awal. Ini membuatnya unggul dari segi safety, tooling, dan autocompletion dibandingkan framework seperti Express yang masih cenderung “barebone”.

  3. Pendekatan "Batteries Included"
    Tidak seperti Express yang membutuhkan banyak konfigurasi dan tambahan library untuk sekadar setup MVC, Adonis hadir dengan arsitektur opiniatif seperti Laravel. Kamu cukup fokus ke logika aplikasi, bukan wiring tools.

  4. Lucid ORM = Eloquent-nya Node.js
    Lucid ORM di Adonis sangat mirip dengan Eloquent. Ada relasi hasMany, belongsTo, eager loading, query chaining yang readable, dan migrasi database yang sudah siap pakai.

  5. Kuat untuk REST maupun Web (SSR)
    Meskipun banyak proyek JS modern berfokus pada API (headless), Adonis tetap bisa digunakan untuk server-side rendered app seperti halnya Laravel Blade, meskipun kebanyakan menggunakannya sebagai backend API.


Studi Kasus: Laravel untuk Lokal, AdonisJS untuk Global

Banyak developer Indonesia yang nyaman dengan Laravel saat mengerjakan proyek-proyek internal atau dari klien lokal—karena dokumentasinya dalam, komunitasnya besar, dan hosting-nya relatif mudah.

Namun, ketika mulai melayani proyek-proyek global atau perusahaan teknologi luar, stack yang digunakan seringkali bukan PHP, tapi Node.js, Next.js, GraphQL, dan ekosistem modern lainnya.

Belajar AdonisJS bisa menjadi jembatan halus untuk masuk ke dunia tersebut tanpa terlalu "shock". Kamu bisa tetap berpikir seperti Laravel developer, tapi menjalankan proyek dalam ekosistem Node.js yang lebih umum di dunia internasional.


AdonisJS vs Framework Node Lain

FrameworkBahasaTipeKesan Bagi Laravel Dev
ExpressJS/TSMinimalisTerlalu bebas
NestJSTSModular/OOPTerlalu enterprise
AdonisJSTSLaravel-styleSangat familiar
HapiJS/TSPlugin-basedKurang populer

Penutup

Jika kamu Laravel developer yang ingin naik kelas ke proyek-proyek luar atau ingin menjelajah dunia Node.js tapi tanpa kehilangan kenyamanan Laravel, maka AdonisJS adalah pilihan terbaikmu.
Belajarnya relatif cepat, dan kamu akan mendapatkan keuntungan dari ekosistem Node.js tanpa harus mengorbankan best practice yang sudah kamu pelajari dari Laravel.

0
Subscribe to my newsletter

Read articles from Ariska Hidayat directly inside your inbox. Subscribe to the newsletter, and don't miss out.

Written by

Ariska Hidayat
Ariska Hidayat

I am an enthusiastic researcher and developer with a passion for using technology to innovate in business and education.