Sistem Kuliah di Jepang

Fia LutfianiFia Lutfiani
1 min read

Di Jepang, mencari kerja sudah dimulai 1 tahun sebelum lulus. Jadi misalnya kamu S1, di tahun ke-4 kamu sudah bisa mulai mencari kerja.

Skripsi ga terlalu dipusingkan buat mahasiswa S1, karena bisa dipastikan lulus asal syarat minimal SKS nya terpenuhi. (Beda ceritanya kalau kamu mahasiswa S2 yang syarat wisudanya harus membuat jurnal yang dipublish)

Begitu pula kalau kamu mau lanjut S2, kamu sudah bisa daftar di tahun ke-4, termasuk mengikuti seleksi ujiannya.

Sehingga, ketika kamu lulus, roadmap selanjutnya sudah fix. Kamu mau pindah kemana, mau ngapain (kuliah dimana, kerja dimana) sudah ditentukan dengan jelas bahkan sebelum kamu lulus S1.

Ini sangat menguntungkan untuk kita foreigner yang ada disana, karena visa kita bakal habis begitu pendidikan kita selesai. Nah, sebelum visa kita habis, kita bisa memperpanjang visa dengan alasan yang baru (lanjut pendidikan / kerja).

Kalau ditanya kenapa kok lulus di Jepang begitu mudah, menurutku karena disana ujian masuknya sangat susah.

Ini berbeda banget sama kondisi di Indonesia. Berdasarkan cerita beberapa temanku, disini skripsi kadang dipersulit karena dosennya sulit dihubungi.

Kira-kira, bagaimana menurut kalian kalau sistem di Jepang itu diterapkan di Indonesia? Apakah itu akan mengurangi pengangguran setelah lulus?

(4/100)

0
Subscribe to my newsletter

Read articles from Fia Lutfiani directly inside your inbox. Subscribe to the newsletter, and don't miss out.

Written by

Fia Lutfiani
Fia Lutfiani