🔍 Cara Melatih Kebiasaan Berpikir Strategis Saat Bekerja


Pernah nggak sih ngerasa kerja udah capek-capekan, tapi hasilnya gitu-gitu aja? Bisa jadi yang kurang bukan kerja kerasnya, tapi cara mikirnya. Yup, kerja keras + cara mikir strategis = kerja yang impactful ✨
Berpikir strategis bukan cuma mikir buat hari ini, tapi juga besok, minggu depan, bahkan tahun depan. Bukan sekadar “selesai kerjaan”, tapi “kerjaan ini ngaruh ke apa ya dalam jangka panjang?” Nah, kebiasaan ini bisa banget dilatih, bahkan dari hal-hal kecil saat kerja. Yuk bahas satu per satu.
1. Lihat Dampaknya, Bukan Cuma Deadline-nya
Orang yang mikir strategis nggak cuma mikir: “Yang penting kelar.” Tapi mereka nanya:
“Kerjaan ini ngaruhnya apa ya?”
Coba bayangin efeknya:
📆 Dalam 1 minggu: Kamu mulai ngerti mana kerjaan yang beneran penting, mana yang bisa ditunda.
📅 Dalam 1 bulan: Kerjaanmu lebih tertata, nggak sering lembur panik.
📈 Dalam 1 tahun: Kamu jadi orang yang dipercaya buat mimpin proyek karena keliatan banget punya visi.
Dan yang paling penting: kamu mikirin juga,
“Kerjaan ini bantu organisasi capai tujuan apa?”
2. Gali Akar Masalah, Bukan Cuma Permukaannya
Pas ada masalah, jangan buru-buru nyalahin orang atau keadaan. Latih kebiasaan ini:
❓ “Kenapa?” ulang 5 kali.
Contoh: Masalah: Tim sering lembur
Kenapa? Karena deadline mepet
Kenapa deadline mepet? Karena planning-nya gak ngitung hambatan
Kenapa gak ngitung hambatan? Karena nggak ada buffer waktu
Kenapa gak ada buffer? Karena klien minta cepat
Kenapa klien minta cepat? Karena ekspektasi awal nggak dikelola
🎯 Solusi strategis: Komunikasiin timeline yang realistis sejak awal. Tambahin buffer waktu di project planning.
3. Punya Rencana Cadangan (Plan A, B, C)
Orang yang mikir strategis tahu bahwa:
Gak semua rencana berjalan sesuai rencana.
Makanya, mereka selalu siapin:
Jika rencana X gagal – maka gue akan lakukan Y
Kalau rencana Y juga gagal? Masih ada Z
🧠 Punya backup plan bikin kita tetap jalan meski ada halangannya.
4. Ambil Keputusan Berdasarkan Data, Bukan Cuma Feeling
Intuisi boleh, tapi data tetap harus ada. Pemikir strategis selalu nanya:
“Keputusan ini udah didukung data apa aja?”
Beberapa sumber yang bisa dipakai:
📊 Data riset pasar
🔍 Tren industri
🧠 Pendapat ahli
💰 Laporan keuangan
💬 Feedback pelanggan
Dengan begitu, keputusan kita jadi punya dasar kuat, bukan cuma tebakan.
5. Gunakan Analisis SWOT
Sebelum ambil langkah besar, luangkan waktu buat petakan situasi pakai metode klasik ini:
Kekuatan (Strengths) | Kelemahan (Weaknesses) |
Apa yang kita kuasai? | Apa yang bikin kita lambat atau lemah? |
Peluang (Opportunities) | Ancaman (Threats) |
Apa peluang di luar sana? | Hambatan apa yang bisa muncul? |
Analisis ini bantu kamu ambil keputusan lebih jernih dan siap menghadapi risiko.
6. Pakai Metode Six Thinking Hats
Kalau kamu lagi diskusi bareng tim atau atasan, jangan asal kasih pendapat. Coba pake Six Thinking Hats buat ngasih berbagai perspektif:
🎩 Putih – Fakta dan data
🎩 Merah – Perasaan atau intuisi
🎩 Hitam – Risiko dan potensi masalah
🎩 Kuning – Sisi positif dan potensi
🎩 Hijau – Ide baru atau solusi kreatif
🎩 Biru – Kontrol dan kesimpulan
Dengan begini, pendapatmu lebih kaya, nggak cuma satu arah.
Kesimpulan
Berpikir strategis itu bukan bakat. Itu kebiasaan. Dan kabar baiknya, bisa dilatih mulai hari ini juga. Nggak harus langsung expert, tapi kamu bisa mulai dari:
Refleksi dampak kerjaan
Gali akar masalah
Punya rencana cadangan
Ambil keputusan pakai data
Petakan SWOT
Lihat dari banyak perspektif
Pelan-pelan, tapi pasti. Karena kerja cerdas itu bukan soal kecepatan, tapi arah yang tepat. 🚀
Subscribe to my newsletter
Read articles from Ariska Hidayat directly inside your inbox. Subscribe to the newsletter, and don't miss out.
Written by

Ariska Hidayat
Ariska Hidayat
I am an enthusiastic researcher and developer with a passion for using technology to innovate in business and education.