AdonisJs Sang Alternatif Laravel: Kenapa Tidak Populer, padahal JS Populer dan Laravel juga Populer..

Ariska HidayatAriska Hidayat
2 min read

Pertanyaan yang sangat tajam. AdonisJS memang secara teknis kuat, bahkan sering disebut "Laravel-nya JavaScript", karena pendekatannya yang opinionated, fullstack, dan produktif. Tapi kenyataannya, jumlah penggunanya masih kalah jauh dibanding framework besar seperti Laravel atau ekosistem JavaScript yang dominan seperti Next.js, Express.js, atau NestJS.

Baca Juga: AdonisJS: Jembatan Nyaman antara Laravel dan Ekosistem Node.js

Berikut beberapa alasan mengapa AdonisJS jarang penggunanya meskipun JavaScript dan Laravel sama-sama populer:


💡 1. JavaScript Developer Culture: Minimalis & Modular

Developer JavaScript lebih terbiasa dengan framework ringan dan kombinasi tools modular (seperti Express + ORM + validator + router), daripada framework fullstack yang opinionated seperti AdonisJS.
➡️ Ini berbeda dengan Laravel, yang dari awal populer karena "baterai lengkap", cocok untuk developer PHP yang memang terbiasa dengan solusi terintegrasi.


💡 2. Kurangnya Dukungan Komunitas Besar

  • Laravel didukung oleh Taylor Otwell dan komunitas yang sangat aktif.

  • AdonisJS dikembangkan terutama oleh satu orang: Harminder Virk.

    Meski kontribusinya luar biasa, perkembangan framework tetap lambat dibanding Laravel yang punya banyak kontributor dan sponsor.


💡 3. Next.js Mendominasi di Dunia Fullstack JS

Next.js (React) sudah menjadi standar defacto untuk server-rendered dan fullstack app di dunia JavaScript.
➡️ Sehingga, developer yang ingin "Laravel experience" di JS lebih memilih Next.js + ORM (Prisma, Drizzle) + Auth libs ketimbang belajar AdonisJS yang punya learning curve baru.


💡 4. Kurangnya Ekosistem dan Integrasi Pihak Ketiga

Laravel punya ekosistem luas:

  • Laravel Forge

  • Laravel Nova

  • Laravel Vapor

  • Laravel Breeze, Jetstream, dll.

AdonisJS belum punya ekosistem sebesar itu. Library pihak ketiga juga lebih jarang yang dibuat khusus untuk Adonis, sehingga kadang perlu banyak workaround.


💡 5. Kurang Gencar dalam Pemasaran & Edukasi

Laravel punya banyak tutorial, kursus (Laracasts), dan komunitas global. AdonisJS kalah jauh dari segi visibility. Banyak orang bahkan belum pernah dengar AdonisJS.


💡 6. Kebanyakan perusahaan pakai TypeScript + Express/Nest

  • AdonisJS sudah TypeScript-first, tapi kebanyakan perusahaan besar tetap prefer pakai NestJS untuk enterprise (karena mirip Angular) atau Express untuk proyek cepat.

  • NestJS juga lebih "mainstream" untuk TypeScript fullstack apps dibanding Adonis.


✍️ Kesimpulan

AdonisJS itu ibarat "Laravel di dunia JavaScript", tapi:

  • Terjebak di antara developer JS yang sudah nyaman dengan Express/Nest/Next

  • Dan developer Laravel yang tidak merasa butuh pindah ke JS

Meski begitu, AdonisJS sangat cocok untuk developer Laravel yang ingin pindah ke JavaScript/TypeScript tanpa kehilangan pola pikir Laravel seperti:

  • MVC

  • Routing RESTful

  • ORM (Lucid)

  • Validasi, middleware, dll.

0
Subscribe to my newsletter

Read articles from Ariska Hidayat directly inside your inbox. Subscribe to the newsletter, and don't miss out.

Written by

Ariska Hidayat
Ariska Hidayat

I am an enthusiastic researcher and developer with a passion for using technology to innovate in business and education.