Mengubah Cara Pandang tentang Uang: Refleksi dari The Psychology of Money

Ariska HidayatAriska Hidayat
4 min read

Pernahkah Anda merasa sudah bekerja keras, bahkan lembur dan banting tulang, tapi hidup tetap saja terasa “kurang”? Atau baru menerima gaji, namun belum sampai akhir bulan, uang sudah lenyap tanpa jejak? Jika ya, Anda tidak sendirian. Banyak orang merasa terjebak dalam lingkaran mencari uang tanpa merasa benar-benar tenang atau cukup.

Dalam sebuah video reflektif, Surya—seorang profesional di dunia finansial—membagikan kisah pribadinya. Meski pernah bekerja di bank BUMN dengan penempatan luar negeri, hidupnya tetap dihantui rasa cemas, takut gagal, dan takut kehilangan. Titik baliknya terjadi ketika ia membaca buku The Psychology of Money karya Morgan Housel, yang mengubah cara pandangnya tentang uang secara fundamental.


Isi dan Inti Buku The Psychology of Money

Buku ini bukan buku keuangan biasa. Ia tidak mengajarkan cara cepat kaya, juga tidak berisi rumus investasi teknikal. Sebaliknya, buku ini fokus pada perilaku manusia terhadap uang—bagaimana emosi, trauma masa lalu, tekanan sosial, dan cara kita memandang kehidupan bisa membentuk keputusan finansial kita.

Inti Utama Buku:

  1. Uang bukan soal kepintaran, tapi soal perilaku.
    Banyak orang pintar bangkrut, sementara yang biasa saja justru mapan. Kenapa? Karena perilaku—seperti disiplin, sabar, tidak mudah tergoda, dan bisa bilang "tidak"—lebih menentukan daripada teori finansial.

  2. Keputusan finansial sering diambil secara emosional.
    Kita sering membeli karena gengsi, takut ketinggalan, ikut-ikutan tren, atau luka masa lalu—bukan karena logika.

  3. Inflasi gaya hidup adalah jebakan tersembunyi.
    Saat gaji naik, gaya hidup ikut naik. Hasilnya? Tabungan tetap nol, meski penghasilan besar.

  4. Takut ketinggalan bisa membuat kita berjudi, bukan berinvestasi.
    Tanpa pemahaman, investasi hanyalah spekulasi. Bahkan bisa membuat trauma ketika hasil tidak sesuai harapan.

  5. Keberuntungan dan risiko adalah pasangan yang tak terpisahkan.
    Kesuksesan sering melibatkan keberuntungan, kegagalan juga bisa datang meski kita sudah berhati-hati. Kita tidak mengontrol semua variabel kehidupan.

  6. Kecemasan finansial tidak selalu soal jumlah uang.
    Banyak orang hidup cukup, tapi tetap cemas karena pengalaman masa kecil, trauma kemiskinan, atau bayang-bayang krisis. Solusinya bukan hanya uang, tapi juga penyembuhan emosional dan mentalitas syukur.


Pelajaran Penting untuk Masyarakat Zaman Sekarang

Buku ini sangat relevan dengan tantangan masyarakat modern, khususnya generasi muda dan kelas pekerja urban. Berikut beberapa poin penting yang bisa menjadi bahan renungan:

1. 🔁 Break the “Upgrade Loop” (Putus Lingkaran Konsumerisme)

Jangan jadikan setiap kenaikan penghasilan sebagai alasan untuk meningkatkan gaya hidup. Fokuslah pada kebebasan finansial, bukan gengsi sosial.

2. 🧠 Belajar Menunda Kepuasan (Delayed Gratification)

Orang sukses secara finansial bisa menahan diri. Mereka tidak langsung membeli sesuatu hanya karena “lagi diskon” atau “biar kelihatan keren.”

3. 🚫 Berani Bilang "Tidak"

Berani menolak ajakan nongkrong mahal, gadget baru, atau langganan yang tidak perlu, adalah bentuk kendali diri yang sehat.

4. 💔 Kenali Luka Masa Lalu yang Membentuk Pola Belanjamu

Apakah kamu boros karena dulu hidup susah? Apakah kamu ingin terlihat sukses karena ingin diakui? Buku ini menyadarkan bahwa healing dan kesadaran diri itu bagian dari manajemen keuangan.

5. 🤝 Uang Bukan Segalanya, Tapi Bisa Mengendalikan Segalanya

Kendalikan uang sebelum kamu dikendalikan oleh uang. Miliki rencana, buat prioritas, dan jangan terjebak hidup mengikuti tekanan sosial.

6. 📚 Investasi Bukan Soal Tren, Tapi Pemahaman

Jangan ikut-ikutan investasi hanya karena "semua orang" melakukannya. Pelajari ilmunya dulu. Kalau tidak paham, lebih baik tabung.

7. 🧘‍♂️ Tenang Bukan Berarti Kaya, Tapi Damai

Tujuan keuangan sejati bukanlah kaya raya, tapi hidup tenang dan tidak dikejar utang atau ketakutan.


Kesimpulan: Hidup Sehat dengan Uang

The Psychology of Money bukan sekadar buku finansial. Ia adalah cermin psikologis—membantu kita melihat bagaimana uang bisa menjadi alat atau belenggu, tergantung cara kita memperlakukannya. Surya dalam videonya menunjukkan bahwa kesadaran finansial bukan tentang rumus, tapi tentang pemahaman diri.

Bagi masyarakat zaman sekarang yang hidup di tengah tekanan media sosial, tren konsumtif, dan ketidakpastian ekonomi, buku ini bisa menjadi pelita yang membuka jalan menuju ketenangan dan kedewasaan finansial.


📌 Rekomendasi Praktis

  • Buat jurnal pengeluaran untuk menyadari pola boros Anda.

  • Diskusikan keuangan dalam keluarga secara terbuka tanpa malu.

  • Hindari keputusan finansial saat emosi sedang tinggi.

  • Baca buku ini perlahan, dan renungkan setiap babnya.


Jika Anda merasa hidup selalu kekurangan meski pendapatan meningkat, mungkin sudah saatnya bukan hanya menghitung uang, tapi membenahi hubungan Anda dengan uang.

referensi:

0
Subscribe to my newsletter

Read articles from Ariska Hidayat directly inside your inbox. Subscribe to the newsletter, and don't miss out.

Written by

Ariska Hidayat
Ariska Hidayat

I am an enthusiastic researcher and developer with a passion for using technology to innovate in business and education.