Sekolah Menengah Kejuruan di Indonesia: Analisis Kondisi, Tantangan, dan Arah Strategis

Suhendar AryadiSuhendar Aryadi
11 min read

Pendahuluan: Pilar Strategis Pendidikan Vokasi

Pendidikan vokasi, khususnya Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Indonesia, bukan lagi sekadar alternatif, melainkan pilar strategis dalam pembangunan sumber daya manusia (SDM) yang unggul dan berdaya saing. Amanat Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025–2045 secara eksplisit menempatkan pengembangan SDM sebagai fondasi utama untuk mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.1 Secara global, Pendidikan dan Pelatihan Teknis dan Vokasi (TVET) diakui krusial untuk memastikan transisi pekerjaan yang mulus di tengah disrupsi pasar tenaga kerja akibat globalisasi, kemajuan teknologi, dan perubahan iklim . Konvergensi tujuan nasional dan internasional ini menegaskan urgensi transformasi SMK untuk menghasilkan lulusan yang inovatif, adaptif, dan berkarakter, siap menghadapi tantangan domestik maupun global.

Kondisi SMK di Indonesia Saat Ini: Antara Ambisi dan Realita

Pemerintah Indonesia telah menunjukkan komitmen kuat dalam merevitalisasi pendidikan vokasi. Sejak 2020, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menargetkan revitalisasi sekitar 5.000 SMK hingga tahun 2024, dengan fokus pada peningkatan aspek pembelajaran serta perbaikan fasilitas dan infrastruktur.3 Inisiatif ini didorong oleh arahan Presiden Joko Widodo untuk mempercepat pengembangan SDM melalui SMK.4

Salah satu program unggulan adalah "SMK Pusat Keunggulan" yang diluncurkan pada Maret 2021 sebagai bagian dari kebijakan "Merdeka Belajar".5 Program ini dirancang untuk meningkatkan keselarasan lulusan dengan kebutuhan industri melalui delapan aspek "link and match" yang komprehensif:

  1. Pengembangan Kurikulum Bersama Industri: Memperkuat soft skills, hard skills, dan karakter profesional.5

  2. Pembelajaran Berbasis Proyek: Menggunakan proyek nyata dari industri untuk mengembangkan keterampilan.5

  3. Peningkatan Keterlibatan Industri dalam Pengajaran: Target minimal 50 jam per semester dari guru dan instruktur industri.5

  4. Praktik Kerja Industri yang Diperpanjang: Magang minimal satu semester.5

  5. Sertifikasi Kompetensi: Lulusan, guru, dan instruktur bersertifikat sesuai standar industri.5

  6. Pelatihan Teknologi Rutin bagi Pendidik: Pembaruan pengetahuan teknologi secara berkala.5

  7. Penelitian Terapan untuk Teaching Factory (Tefa): Berbasis kasus industri nyata.5

  8. Komitmen Industri untuk Penyerapan Lulusan: Jaminan penyerapan tenaga kerja.5

Pendekatan ini menunjukkan pergeseran dari sekadar perjanjian formal menjadi integrasi industri yang mendalam, mencakup kolaborasi kurikulum, partisipasi aktif profesional industri, dan pengalaman praktis terstruktur.5 Program ini memprioritaskan 895 SMK di tujuh sektor utama, termasuk ekonomi kreatif, mesin dan konstruksi, perhotelan, layanan perawatan, maritim, pertanian, dan kerja sama luar negeri.5 Sejalan dengan inisiatif ini, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) juga memiliki "Program Link & Match" sendiri yang berfokus pada penyelarasan kurikulum, pelatihan guru produktif, pengalaman praktik kerja SMK, penyediaan pelatih tempat kerja, dukungan Super Tax Deduction, dan penguatan teaching factory.6

Selain itu, Direktorat SMK mengimplementasikan lima program bantuan pemerintah utama pada tahun 2024, termasuk bantuan sertifikasi kompetensi siswa (target 85.000 siswa), bantuan pembelajaran berbasis industri, pengembangan Tefa reguler dan untuk pengimbasan, serta program proyek kreatif dan kewirausahaan.8 Penguatan Tefa diproyeksikan agar 50% siswa dapat melakukan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Tefa pada 2025-2029, mereplikasi praktik industri di lingkungan sekolah.8

Transformasi digital juga menjadi fokus, dengan peluncuran "Rumah Pendidikan" sebagai cetak biru transformasi digital pada Januari 2025.9 Pemutakhiran Dapodik (data pokok pendidikan) juga dilakukan pada Februari 2025 untuk meningkatkan transparansi Program Indonesia Pintar (PIP) dan memperluas akses pemerataan pendidikan.9 Program Vokasi Universitas Indonesia (UI) bahkan mengadakan "Coding Day" yang berfokus pada pemrograman Python, bahasa esensial di berbagai sektor industri . Komitmen terhadap pendidikan karakter juga diperkuat melalui sinergisitas tiga kementerian dan peluncuran "Buku Panduan Gerakan 7 KAIH: Generasi Berkarakter Menuju Indonesia Emas 2045".9

Kebijakan peningkatan jumlah siswa SMK menuju rasio 70% SMK berbanding 30% SMA, yang telah diperkuat dengan surat edaran Depdiknas, menunjukkan komitmen jangka panjang terhadap pendidikan vokasi sebagai pilar utama pembangunan nasional, berakar pada Rencana Strategis Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2005-2009 “Menuju Pembangunan Pendidikan Nasional Jangka Panjang 2025”.10

Tantangan Krusial yang Dihadapi SMK

Meskipun berbagai inisiatif telah diluncurkan, pendidikan SMK di Indonesia masih menghadapi sejumlah tantangan mendesak:

  1. Kesenjangan Kompetensi Lulusan dengan Kebutuhan Industri: Ini adalah masalah sistemik yang mengakar, di mana lulusan SMK seringkali belum memiliki keterampilan spesifik yang dibutuhkan oleh Dunia Usaha dan/atau Dunia Industri (DUDI).11

  2. Fleksibilitas Kurikulum dan Ketersediaan Pendidik: Kurikulum SMK seringkali kurang fleksibel untuk beradaptasi dengan perkembangan teknologi yang pesat.11 Selain itu, terdapat disparitas jumlah guru produktif yang lebih sedikit dibandingkan guru normatif, yang secara langsung memengaruhi kualitas pembelajaran praktis.11 Secara internasional, kurangnya instruktur berkualitas juga menjadi tantangan serupa .

  3. Stigma Publik dan Koordinasi Lintas Sektor: Pendidikan vokasi masih menghadapi stigma negatif dari masyarakat, yang memengaruhi minat siswa dan kepercayaan industri.11 Kurangnya keselarasan arah kebijakan antar pemangku kepentingan (berbagai kementerian dan lembaga) juga menjadi hambatan dalam implementasi program yang terpadu.11 Belum adanya peta jalan pendidikan vokasi yang komprehensif di semua provinsi, empat tahun setelah program revitalisasi diluncurkan, menunjukkan kurangnya perencanaan strategis terkoordinasi di tingkat regional.11

  4. Dampak Pandemi COVID-19: Pandemi mempercepat pergeseran ke pembelajaran digital, namun juga menyoroti kerentanan dan disparitas akses digital, terutama di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah .

  5. Keterbatasan Akses, Pendanaan, dan Infrastruktur: Disparitas akses ke program TVET berkualitas masih menjadi tantangan signifikan, terutama di daerah pedesaan dan terpencil . Keterbatasan ini diperparah oleh pendanaan yang tidak memadai dan infrastruktur yang usang, yang secara langsung menghambat kemampuan lembaga TVET untuk menyediakan pendidikan yang relevan dan berkualitas tinggi .

  6. Implikasi Perubahan Iklim: Perubahan iklim telah mulai berdampak pada sistem pendidikan, menggarisbawahi perlunya fasilitas sekolah yang tahan iklim dan mengintegrasikan aksi iklim dalam pendidikan dasar, menengah, vokasi, dan tinggi .

Langkah Strategis ke Depan: Membangun SMK Berkelas Dunia

Untuk mengatasi tantangan ini dan memastikan SMK Indonesia mampu bersaing di kancah global, beberapa langkah strategis perlu diimplementasikan:

  1. Memperkuat Kolaborasi Multi-Pemangku Kepentingan: Formalisasi dan insentif kemitraan yang lebih dalam antara SMK, industri (DUDI), pemerintah daerah, dan komunitas harus menjadi prioritas. Ini termasuk pengembangan kurikulum bersama, pelatihan guru, dan penempatan siswa yang terstruktur .

  2. Meningkatkan Kualitas dan Relevansi Teaching Factory (Tefa): Fokus pada kontrol kualitas, manajemen operasional, dan integrasi teknologi Industri 4.0 dalam Tefa.12 Target 50% siswa melakukan PKL di Tefa pada 2029 harus didukung dengan investasi infrastruktur dan pelatihan guru yang memadai.8

  3. Pengembangan Profesional Guru yang Berkelanjutan: Prioritaskan pelatihan bagi guru SMK dalam teknologi baru (misalnya, AI, VR/AR), praktik industri terkini, dan pendekatan pedagogis modern seperti Competency-Based Education (CBE) . Mengatasi disparitas jumlah guru produktif melalui program rekrutmen dan pelatihan yang ditargetkan.11

  4. Fleksibilitas Kurikulum dan Inovasi Pembelajaran: Mengadopsi pembelajaran modular dan microcredentials untuk memungkinkan siswa dengan cepat mengisi kesenjangan keterampilan dan beradaptasi dengan perubahan pasar kerja . Mendorong pembelajaran berbasis proyek dan penggunaan teknologi imersif (VR/AR) untuk pengalaman praktis yang lebih efektif dan aman .

  5. Percepatan Transformasi Digital yang Inklusif: Memastikan akses yang adil terhadap alat digital dan menyediakan pelatihan literasi digital yang komprehensif bagi siswa dan pendidik . Mengintegrasikan Kecerdasan Buatan (AI) secara etis dalam kurikulum dan administrasi untuk meningkatkan efisiensi dan relevansi .

  6. Mengatasi Stigma Publik: Melakukan kampanye komunikasi yang berkelanjutan dan berbasis bukti untuk mengubah persepsi negatif terhadap SMK, menyoroti kisah sukses lulusan dan kontribusi mereka terhadap perekonomian nasional.11

  7. Fokus pada Keterampilan Hijau (Green Skills) dan Keberlanjutan: Mengintegrasikan keterampilan hijau dan literasi iklim ke dalam semua bidang keahlian SMK, mempersiapkan lulusan untuk ekonomi hijau dan tantangan perubahan iklim .

  8. Meningkatkan Inklusivitas dan Aksesibilitas: Mengembangkan strategi untuk membuat pendidikan vokasi lebih mudah diakses oleh beragam populasi, termasuk kelompok marginal, dengan mempertimbangkan solusi pembelajaran jarak jauh dan teknologi bantu .

Belajar dari Keberhasilan Global

Melihat praktik terbaik dari negara lain dapat memberikan wawasan berharga. World Federation of Colleges and Polytechnics (WFCP) melalui "World's Best Practice Guide" secara konsisten menyoroti institusi, individu, dan proyek pemenang penghargaan yang terlibat dalam pendidikan dan pelatihan teknis profesional .

Beberapa contoh relevan dari WFCP 2023 Awards (Volume 5) yang dapat menjadi acuan:

  • Integrasi AI: Institute of Technical Education (ITE) Singapura dengan program "AI for Every ITE Student" yang mengintegrasikan AI ke dalam kurikulum inti, menunjukkan komitmen strategis dalam mempersiapkan siswa untuk era digital .

  • Pembelajaran Berbasis Proyek dan VR/AR: Holmesglen Institute (Australia) dengan program VR inovatif untuk keperawatan (JasperVR), dan Wenzhou Polytechnic (Tiongkok) yang mengembangkan kompetensi digital melalui simulasi virtual dalam konstruksi . Ini menunjukkan bagaimana teknologi dapat merevolusi pelatihan praktis.

  • Kemitraan Industri yang Mendalam: Universitas Profesional Jepang mewajibkan lebih dari sepertiga kredit kelulusan untuk pelatihan praktis, termasuk magang lebih dari 600 jam selama empat tahun . Ini memastikan relevansi keterampilan dan kesiapan kerja.

  • Pengembangan Microcredentials: Justice Institute of British Columbia (Kanada) dengan program kejahatan siber dan microcredentials, memungkinkan akses fleksibel ke keterampilan yang diminati .

  • Keberlanjutan dan Keterampilan Hijau: Rift Valley Institute of Science and Technology (Kenya) dengan inovasi aksi iklim seperti penggunaan energi surya, dan TAFE Queensland (Australia) yang secara holistik menanamkan keberlanjutan di semua aspek operasi, kurikulum, dan budaya kampus . Ini menunjukkan peran TVET dalam membentuk tenaga kerja yang tangguh terhadap iklim.

  • Pengembangan Profesional Guru: Chisholm Institute (Australia) dengan Professional Educator College yang mengembangkan ribuan profil pendidik dan meningkatkan motivasi guru .

Kesimpulan

Kondisi SMK di Indonesia saat ini berada di persimpangan jalan yang krusial. Dengan dukungan kebijakan pemerintah yang kuat, inisiatif "link and match" yang semakin matang, dan dorongan transformasi digital, SMK memiliki potensi besar untuk mencetak SDM unggul. Namun, tantangan seperti kesenjangan kompetensi, fleksibilitas kurikulum, stigma, dan disparitas sumber daya masih menjadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan.

Belajar dari keberhasilan global, Indonesia perlu terus memperkuat kolaborasi multi-pemangku kepentingan, berinvestasi dalam pengembangan profesional guru, mengadopsi model pembelajaran inovatif seperti microcredentials dan Tefa yang terintegrasi industri, serta secara proaktif mengintegrasikan keterampilan hijau dan literasi digital. Dengan langkah-langkah strategis yang terkoordinasi dan komitmen berkelanjutan, SMK Indonesia tidak hanya akan mampu memenuhi kebutuhan pasar kerja domestik, tetapi juga bersaing secara kompetitif di kancah global, mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.

Daftar Pustaka

9 Administrator. (2025, Februari 18). Sinergisitas 3 Kementerian Perkuat Pendidikan Karakter Melalui Pembiasaan di Satuan Pendidikan. SMK Negeri 3 Pekalongan. Diakses dari http://www.smk3pekalongan.sch.id/read/105/smk-pusat-keunggulan-upaya-kemendikbud-tingkatkan-ketautsesuaian-lulusan-dengan-dunia-kerja

1 Administrator. (2025, Februari 18). Pemutakhiran Dapodik untuk Transparansi PIP dan Perluasan Akses Pemerataan Pendidikan. SMK Negeri 3 Pekalongan. Diakses dari http://www.smk3pekalongan.sch.id/read/105/smk-pusat-keunggulan-upaya-kemendikbud-tingkatkan-ketautsesuaian-lulusan-dengan-dunia-kerja

14 Administrator. (2025, Januari 30). Pendidikan Bermutu dan Berkualitas, Kunci Dari Transformasi Pendidikan Nasional. SMK Negeri 3 Pekalongan. Diakses dari http://www.smk3pekalongan.sch.id/read/105/smk-pusat-keunggulan-upaya-kemendikbud-tingkatkan-ketautsesuaian-lulusan-dengan-dunia-kerja

3 Administrator. (2025, April 24). Kemendikbud Targetkan Revitalisasi 5.000 SMK Hingga 2024. SMK Negeri 3 Pekalongan. Diakses dari http://smk3pekalongan.sch.id/read/45/kemendikbud-targetkan-revitalisasi-5000-smk-hingga-2024

10 Situmorang, M. (2020). Kebijakan Pendidikan Peningkatan Jumlah Siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Indonesia: Studi Kasus Kota Malang Provinsi Jawa Timur. Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan, 20(2), 139–147. Diakses dari https://digitalpress.gaes-edu.com/index.php/jpled/article/download/13/13/368

15 Administrator. (2025, Februari 11). Dorong Transformasi Digital Pendidikan Indonesia, Kemendikdasmen Luncurkan Rumah Pendidikan. SMK Negeri 3 Pekalongan. Diakses dari http://www.smk3pekalongan.sch.id/read/105/smk-pusat-keunggulan-upaya-kemendikbud-tingkatkan-ketautsesuaian-lulusan-dengan-dunia-kerja

16 Administrator. (2025, April 24). Pentingnya Verifikasi dan Validasi Dalam Penerbitan Ijazah, Direktorat SMK Mengadakan Sosialisasi Ijazah SMK Tahun 2024/2025. SMK Negeri 3 Pekalongan. Diakses dari http://smk3pekalongan.sch.id/read/45/kemendikbud-targetkan-revitalisasi-5000-smk-hingga-2024

17 Administrator. (2025, Februari 18). Sinergi Penguatan Literasi dalam Menyelamatkan dan Membangun Peradaban. SMK Negeri 3 Pekalongan. Diakses dari http://www.smk3pekalongan.sch.id/read/105/smk-pusat-keunggulan-upaya-kemendikbud-tingkatkan-ketautsesuaian-lulusan-dengan-dunia-kerja

18 Administrator. (2025, April 24). Mendikdasmen Luncurkan Buku Panduan Gerakan 7 KAIH: Generasi Berkarakter Menuju Indonesia Emas 2045. SMK Negeri 3 Pekalongan. Diakses dari http://www.smk3pekalongan.sch.id/read/105/smk-pusat-keunggulan-upaya-kemendikbud-tingkatkan-ketautsesuaian-lulusan-dengan-dunia-kerja

13 Administrator. (2021, Maret 25). SMK Pusat Keunggulan, Upaya Kemendikbud Tingkatkan Ketautsesuaian Lulusan dengan Dunia Kerja. SMK Negeri 3 Pekalongan. Diakses dari http://www.smk3pekalongan.sch.id/read/105/smk-pusat-keunggulan-upaya-kemendikbud-tingkatkan-ketautsesuaian-lulusan-dengan-dunia-kerja

19 InfoPublik. (2024, Februari 1). Transformasi SMK melalui Program Bantuan Pemerintah. Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. Diakses dari https://www.menpan.go.id/site/berita-terkini/berita-daerah/transformasi-smk-melalui-program-bantuan-pemerintah

20 Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia. (2020, Oktober). Sekolah Menengah Kejuruan dan Tantangan Revitalisasi. Diakses dari https://berkas.dpr.go.id/pusaka/files/buku_lintas_tim/buku-lintas-tim-public-43.pdf

2 Konsolidasi Nasional Pendidikan Dasar dan Menengah 2025. (n.d.). Partisipasi Semesta Wujudkan Pendidikan Bermutu untuk Semua. Diakses dari https://kspstendik.kemendikdasmen.go.id/berita/detail/konsolidasi-nasional-pendidikan-dasar-dan-menengah-2025-partisipasi-semesta-wujudkan-pendidikan-bermutu-untuk-semua

8 InfoPublik. (2024, Februari 1). Transformasi SMK melalui Program Bantuan Pemerintah. Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. Diakses dari https://www.menpan.go.id/site/berita-terkini/berita-daerah/transformasi-smk-melalui-program-bantuan-pemerintah

5 Administrator. (2021, Maret 25). SMK Pusat Keunggulan, Upaya Kemendikbud Tingkatkan Ketautsesuaian Lulusan dengan Dunia Kerja. SMK Negeri 3 Pekalongan. Diakses dari http://www.smk3pekalongan.sch.id/read/105/smk-pusat-keunggulan-upaya-kemendikbud-tingkatkan-ketautsesuaian-lulusan-dengan-dunia-kerja

11 Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia. (2020, Oktober). Sekolah Menengah Kejuruan dan Tantangan Revitalisasi. Diakses dari https://berkas.dpr.go.id/pusaka/files/buku_lintas_tim/buku-lintas-tim-public-43.pdf

12 Suartama, I. K., & Sudarma, I. K. (2021). Evaluasi Kesesuaian Teaching Factory di SMKN 1 Seririt. Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan, 2(1), 1–10. Diakses dari https://ejournal2.undiksha.ac.id/index.php/jurnal_ep/article/view/2657

21 BBPPMPV BBL. (2025, Juni 4). Link and Match Industri. Diakses dari https://bbppmpvbbl.kemdikbud.go.id/bbppmpvbbl/link-and-match-industri/

22 Universitas Indonesia. (2025, Mei 28). Vokasi Highlights. Diakses dari https://vokasi.ui.ac.id/web/en/

6 Kementerian Perindustrian. (n.d.). Program Link & Match. Diakses dari https://siva.kemenperin.go.id/program-link-match

7 Kementerian Perindustrian. (n.d.). Program Link & Match. Diakses dari https://siva.kemenperin.go.id/program-link-match

4 Administrator. (2025, April 24). Kemendikbud Targetkan Revitalisasi 5.000 SMK Hingga 2024. SMK Negeri 3 Pekalongan. Diakses dari http://smk3pekalongan.sch.id/read/45/kemendikbud-targetkan-revitalisasi-5000-smk-hingga-2024

Universitas Indonesia. (2025, Mei 28). Vokasi Highlights. Diakses dari https://vokasi.ui.ac.id/web/en/

KADIN Jawa Timur. (2024, Agustus 5). Rencana Kunjungan Kerja Program Kemitraan Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi. Diakses dari https://vokasi.net/

World Federation of Colleges and Polytechnics. (2025). World's Best Practice Guide. Diakses dari https://wfcp.org/worlds-best-practice-guide/

World Federation of Colleges and Polytechnics. (2023). World’s Best Practice Guide in Professional Technical Education and Training – Volume 5. Diakses dari https://wfcp.org/wp-content/uploads/2024/07/wfcp-best-practice-guide-volume-5.pdf

World Federation of Colleges and Polytechnics. (2025). World's Best Practice Guide. Diakses dari https://wfcp.org/worlds-best-practice-guide/

Yusvana, R. (2025, Januari 22). Addressing the Skills Gap in Technical and Vocational Training for Sustainable Socio-Economic Growth and Development. International Journal of Research and Innovation in Social Science. Diakses dari https://rsisinternational.org/journals/ijriss/articles/addressing-the-skills-gap-in-technical-and-vocational-training-for-sustainable-socio-economic-growth-and-development/

UNESCO-UNEVOC. (2025, April). IAG-TVET Newsletter. Diakses dari https://unevoc.unesco.org/pub/2025-04_iag-tvet-newsletter.pdf

Zhang, L., & Li, Y. (2025, Maret 31). A New Model for Undergraduate Vocational Education: Integration with Industry, Interdisciplinary Competencies, and Vocational Certificates. Journal of Vocational and Technical Education, 2(1), 869–880. Diakses dari https://www.hksmp.com/journals/vte/article/view/869

World Bank, UNESCO, & ILO. (n.d.). Building Better Formal TVET Systems: Principles and Practice in Low- and Middle- Income Countries. Diakses dari https://documents1.worldbank.org/curated/en/099071023170038531/pdf/P1755661f4d04f421eb1f14f0418c9f11f7905051f48.pdf

Cloud Assess. (2025, Maret 5). Top VET Trends for 2025. Diakses dari https://cloudassess.com/blog/vet-trends/

International Journal of Training and Development. (n.d.). International Journal of Training and Development. Diakses dari https://scispace.com/journals/international-journal-of-training-and-development-297hw4ae

World Federation of Colleges and Polytechnics. (2025). World's Best Practice Guide. Diakses dari https://wfcp.org/worlds-best-practice-guide/

Yusvana, R. (2025, Januari 22). Addressing the Skills Gap in Technical and Vocational Training for Sustainable Socio-Economic Growth and Development. International Journal of Research and Innovation in Social Science. Diakses dari https://rsisinternational.org/journals/ijriss/articles/addressing-the-skills-gap-in-technical-and-vocational-training-for-sustainable-socio-economic-growth-and-development/

ResearchGate. (2025, Januari). Global Trends in Vocational Training Education: A Bibliometric Analysis. Diakses dari(https://www.researchgate.net/publication/388395352_Global_Trends_in_Vocational_Training_Education_A_Bibliometric_Analysis)

International Journal of Vocational Education and Training. (n.d.). International Journal of Vocational Education and Training. Diakses dari(https://iveta.global/wp-content/uploads/2024/01/IJVET-28.1-Layout1-December.pdf)

Cloud Assess. (2025, Maret 5). Top VET Trends for 2025. Diakses dari https://cloudassess.com/blog/vet-trends/

UNESCO-UNEVOC. (2025, April). IAG-TVET Newsletter. Diakses dari https://unevoc.unesco.org/pub/2025-04_iag-tvet-newsletter.pdf

ResearchGate. (2025, Maret 15). Global Trends in Vocational Training Education: A Bibliometric Analysis. Diakses dari(https://www.researchgate.net/publication/388395352_Global_Trends_in_Vocational_Training_Education_A_Bibliometric_Analysis)

Journal of Vocational Education and Training. (n.d.). Journal of Vocational Education and Training. Diakses dari https://www.scimagojr.com/journalsearch.php?q=5700154786&tip=sid&clean=0

ILO. (n.d.). ILO-UNESCO-WBG Survey TVET Providers, Policy-Makers and Social Partners. Diakses dari https://www.ilo.org/meetings-and-events/ilo-unesco-wbg-survey-tvet-providers-policy-makers-and-social-partners

Scholar9. (n.d.). International Journal of Training and Development IJTD. Diakses dari https://scholar9.com/journal/international-journal-of-training-and-development-18863

ILO. (n.d.). ILO-UNESCO-WBG Survey TVET Providers, Policy-Makers and Social Partners. Diakses dari https://www.ilo.org/meetings-and-events/ilo-unesco-wbg-survey-tvet-providers-policy-makers-and-social-partners

Zhang, L., & Li, Y. (2025, Maret 31). A New Model for Undergraduate Vocational Education: Integration with Industry, Interdisciplinary Competencies, and Vocational Certificates. Journal of Vocational and Technical Education, 2(1), 869–880. Diakses dari https://www.hksmp.com/journals/vte/article/view/869

Lingio. (n.d.). Vocational Learning. Diakses dari https://www.lingio.com/blog/vocational-learning

eSchool News. (2025, Januari 31). 5 of the Biggest Education Trends for 2025. Diakses dari https://www.eschoolnews.com/innovative-teaching/2025/01/31/5-of-the-biggest-education-trends-for-2025/

0
Subscribe to my newsletter

Read articles from Suhendar Aryadi directly inside your inbox. Subscribe to the newsletter, and don't miss out.

Written by

Suhendar Aryadi
Suhendar Aryadi