Hidup untuk Dikenang, Bukan Sekadar Diimpikan

Ariska HidayatAriska Hidayat
2 min read

Setiap manusia memiliki impian—entah itu menjadi seseorang yang berarti, menjelajahi dunia, membahagiakan keluarga, atau sekadar merasakan ketenangan batin. Namun, terlalu sering kita terjebak dalam pola menunda: “Nanti kalau sudah mapan…”, “Kalau waktunya tepat…”, atau “Kalau semua sudah siap…”. Padahal, impian tak pernah dimaksudkan hanya untuk diangan, tapi untuk dihidupkan.

Dari Mimpi Menjadi Kenangan

"The goal is to leave this world with memories, not just dreams."

Tujuan hidup sejati bukanlah mati membawa daftar panjang keinginan yang belum tercapai, tapi pergi dengan jejak-jejak kenangan yang kita ciptakan sendiri. Kenangan adalah bukti bahwa kita pernah hidup sepenuhnya—bukan sekadar bertahan, tapi benar-benar mengambil peran dalam setiap momen kehidupan.

Mengapa Mimpi Perlu Dihidupkan?

  1. Mimpi adalah panggilan untuk bergerak, bukan untuk diam.

    • Kita tidak diciptakan hanya untuk menginginkan. Kita diberi akal, tenaga, dan waktu untuk bertindak.
  2. Kenangan adalah bukti nyata bahwa kita bertindak.

    • Saat kita mengubah mimpi menjadi pengalaman, kita menciptakan sesuatu yang tak bisa dibeli: nilai hidup.
  3. Hidup yang penuh berarti berani menghadapi risiko dan peluang.

    • Setiap langkah yang keluar dari zona nyaman adalah langkah menuju kehidupan yang sesungguhnya.
  4. “Waktu yang tepat” adalah ilusi jika kita tak menciptakannya.

    • Menunggu sering kali hanya menjadi alasan untuk tidak memulai.

Maka, Apa yang Harus Dilakukan?

  • Kejar impianmu dengan niat dan semangat.
    Jangan sekadar ikut arus; arahkan hidupmu dengan tujuan jelas.

  • Buat setiap hari berarti.
    Bahkan hal kecil bisa menjadi cerita besar jika dijalani dengan kesadaran dan rasa syukur.

  • Ubah tujuan menjadi pengalaman.
    Jangan puas dengan rencana. Eksekusi adalah kunci agar hidup tidak berhenti di atas kertas.


Kekayaan Sejati: Momen, Bukan Barang

💡 Life’s true wealth is measured in moments, not possessions.

Di akhir hayat, kita tidak akan menghitung saldo rekening atau jumlah barang yang kita miliki. Yang kita renungkan adalah: berapa banyak momen yang benar-benar kita jalani dengan penuh makna? Berapa senyuman yang kita berikan? Berapa langkah yang kita ambil meski penuh ketakutan? Dan berapa mimpi yang kita wujudkan menjadi kenyataan?


Kesimpulan

Jangan menunggu esok jika hari ini bisa menjadi awal. Hidup yang penuh tidak datang karena takdir semata, tapi karena keberanian memilih untuk menjalaninya. Jangan biarkan dunia mengenangmu sebagai orang yang punya banyak mimpi, tapi tak banyak kenangan. Jadilah seseorang yang meninggalkan jejak: bukan hanya rencana, tapi kehidupan yang benar-benar dijalani.

sumber: Linkedin

0
Subscribe to my newsletter

Read articles from Ariska Hidayat directly inside your inbox. Subscribe to the newsletter, and don't miss out.

Written by

Ariska Hidayat
Ariska Hidayat

I am an enthusiastic researcher and developer with a passion for using technology to innovate in business and education.