Ketika Game Menjadi Obat Kesepian: Kisah E-Sports untuk Lansia di Jepang yang Menginspirasi Developer


Di sebuah panti jompo di Numazu, Jepang, sesuatu yang luar biasa sedang terjadi. Para lansia—usia 52 hingga 101 tahun—berkumpul bukan untuk terapi fisik biasa, tapi untuk bertanding di dunia e-sports. Game yang mereka mainkan adalah Taiko no Tatsujin, permainan ritme sederhana yang mengandalkan ketukan drum mengikuti musik.
Tapi di balik ketukan itu, tersembunyi makna yang dalam: game ini bukan sekadar hiburan. Ia menjadi jembatan menuju semangat hidup yang baru.
Game Itu Bisa Menyembuhkan
Seorang nenek 86 tahun yang kehilangan semangat hidup setelah ditinggal suami, kini bangkit kembali setelah ikut bermain dalam tim e-sports lansia. Tangannya yang keriput kini kembali lincah mengetuk irama. Matanya yang suram kini bersinar penuh gairah. Dan hatinya—yang dulu sunyi—kini hangat kembali.
Apa yang dilakukan game ini bukan sekadar menggerakkan otot atau melatih refleks. Ia menghidupkan kembali jiwa.
Sebagai Developer, Kita Sedang Membuat Lebih dari Sekadar Produk
Kisah ini adalah pengingat kuat untuk kita—para developer game—bahwa yang kita buat bisa jauh lebih besar dari yang kita kira. Sebuah game sederhana bisa menjadi:
terapi untuk yang kesepian
alat untuk menyambung antar generasi
penjaga kesehatan fisik dan mental
bahkan penyebab seseorang bangkit dari keterpurukan
Kita terbiasa mengejar metrik: retention rate, engagement time, monetisasi. Tapi di balik angka-angka itu, ada manusia. Ada nenek yang sedang mencoba menaklukkan kesedihannya. Ada kakek yang rindu merasa berguna. Ada orang-orang yang diam-diam mengandalkan karya kita untuk bertahan hidup secara emosional.
Game Tidak Harus Kompleks untuk Berdampak
Taiko no Tatsujin bukanlah game dengan grafis realistis atau sistem yang kompleks. Ia sederhana. Tapi justru kesederhanaan itulah yang membuatnya inklusif, mudah diakses, dan menyentuh banyak hati.
Sebagai developer, kita sering terjebak ingin menciptakan sesuatu yang besar dan rumit. Tapi terkadang, yang dibutuhkan dunia adalah game yang ringan dimainkan, tapi berat manfaatnya.
Bayangkan Jika Lebih Banyak Developer Mikirin Dampak Sosial
Bagaimana jika lebih banyak game dirancang khusus untuk lansia?
Atau untuk pasien stroke?
Untuk anak-anak autistik?
Untuk mereka yang tinggal sendiri dan butuh teman virtual?
Pasar mungkin kecil, tapi dampaknya bisa besar. Dan justru di sanalah ladang inovasi yang jarang dijamah.
Game Adalah Bahasa Universal
Game punya kekuatan yang unik: ia tidak butuh kata-kata untuk dimengerti. Ketukan ritme, warna cerah, animasi lucu—semuanya bisa menghibur siapa pun, dari anak kecil sampai manula.
Sebagai developer, kita sedang membangun jembatan. Bukan hanya jembatan antar level, tapi jembatan antar hati.
Ayo, Bangun Game yang Menghidupkan
Kisah panti jompo di Numazu adalah panggilan hati bagi kita semua.
Bahwa di balik setiap baris kode yang kita tulis,
ada kemungkinan untuk mengubah hidup seseorang.
Dan itu tidak harus lewat game AAA.
Kadang, cukup satu game kecil—yang tulus dirancang untuk kebaikan—bisa membuat seorang nenek merasa hidup kembali.
Dan bukankah itu jauh lebih berharga daripada sekadar angka unduhan?
Dunia tak kekurangan game. Tapi dunia butuh lebih banyak developer yang membuat game dengan hati.
Subscribe to my newsletter
Read articles from Ariska Hidayat directly inside your inbox. Subscribe to the newsletter, and don't miss out.
Written by

Ariska Hidayat
Ariska Hidayat
I am an enthusiastic researcher and developer with a passion for using technology to innovate in business and education.