Sungai Ciliwung: Antara Kenangan, Krisis, dan Harapan Penduduk Sekitar


Kategori: Sosial, Lingkungan, Urban Life
Penulis: @Lumisight_Seven
Di tengah kemegahan Jakarta yang terus tumbuh ke langit, mengalir sebuah sungai tua bernama Ciliwung. Panjangnya sekitar 119 kilometer, membelah Bogor hingga ke utara Ibu Kota, melintasi rumah-rumah padat penduduk, kampung kota, jalan layang, dan gorong-gorong beton.
Namun Ciliwung bukan sekadar aliran air. Ia adalah saksi sejarah, denyut lingkungan, dan juga... sumber masalah.
Dulu: Sungai Kehidupan & Tempat Bermain Sungai Ciliwung dahulu adalah tempat berenang anak-anak kampung, tempat cuci baju ibu-ibu, dan sumber air utama warga pinggiran. Banyak yang mengenangnya dengan nostalgia hangat.
“Dulu airnya jernih. Saya sering mandi sama teman-teman waktu kecil. Ada ikan, ada belut, bahkan bisa minum langsung,” cerita Pak Mahmud (58), warga Bukit Duri.
Hingga era 1980-an, Ciliwung masih menjadi bagian alami dari kehidupan masyarakat. Perubahan mulai terjadi saat pertumbuhan penduduk melonjak dan urbanisasi Jakarta tak terbendung.
Sekarang: Dari Sungai Kehidupan jadi Sungai Krisis Kini Ciliwung identik dengan banjir, limbah rumah tangga, tumpukan plastik, dan aroma yang menyengat. Sungai yang dulu hidup kini nyaris mati secara ekologi.
“Kalau hujan, kami deg-degan. Air dari Ciliwung cepat naik. Dalam setengah jam bisa masuk rumah,” ungkap Ibu Asiyah, warga Kampung Pulo.
“Kalau nggak ada banjir, ya baunya yang kami tahan. Tiap sore bau busuk dari sungai itu,” keluh Andri (34), warga Tanah Abang.
Sungai ini telah mengalami sedimentasi berat, penyempitan akibat bangunan liar, serta pencemaran dari:
Limbah rumah tangga (detergen, sampah organik)
Limbah industri rumahan
Sampah plastik dan popok sekali pakai
Dampaknya bagi Warga Sekitar Ancaman Banjir Tahunan: Setiap musim hujan, ribuan rumah di sekitar bantaran Ciliwung rawan terendam, bahkan hingga 1–2 meter.
Penurunan Kesehatan Lingkungan: Penyebaran penyakit kulit, diare, hingga DBD meningkat di kawasan padat dekat Ciliwung.
Kerusakan Ekonomi Harian: Banyak pedagang dan pekerja informal kehilangan penghasilan saat terjadi banjir mendadak.
Trauma Psikologis: Beberapa warga mengaku anak-anak mereka mengalami trauma karena kerap harus mengungsi tengah malam saat banjir datang.
Komentar & Suara Penduduk Sekitar Berikut adalah beberapa kutipan asli dari warga yang kami temui:
“Kalau bisa pemerintah jangan cuma normalisasi sungai. Tapi kasih solusi juga buat kami yang tinggal di sini. Kami juga manusia.” — Bu Nanik, warga Bukit Duri
“Kami pernah direlokasi, tapi kehidupan di tempat baru lebih susah. Jauh dari tempat kerja. Ciliwung kotor, tapi ini rumah kami.” — Pak Arif, korban relokasi Ciliwung 2015
“Kami sudah biasakan diri jaga sungai. Ikut kerja bakti tiap minggu. Tapi kalau hulu-nya terus buang limbah, kami gak bisa sendirian.” — Dian, relawan muda komunitas sungai Ciliwung
Gerakan Peduli Ciliwung Meski tantangan berat, banyak komunitas dan warga mulai mengambil peran aktif:
Komunitas Ciliwung Merdeka
Yayasan Kehati & Jakarta Urban Rivers
Gerakan Bebas Sampah Ciliwung
Program Kolaborasi Sosial Pemprov DKI
Mereka melakukan:
Edukasi warga sekitar
Aksi bersih sungai rutin
Penanaman kembali vegetasi bantaran
Pemasangan jaring penyaring sampah
“Ciliwung itu urusan kita semua. Dari hulu sampai hilir. Jangan saling menyalahkan, mari bareng-bareng jaga,” ucap Mbak Elin dari Relawan Sungai Jakarta.
📌 Link Referensi & Pendukung: Baca juga artikel terkait kesadaran lingkungan dan potret kota lainnya: 🔗 https://heylink.me/Lumisight_Meriah 🔗 https://heylink.me/Meriahdeals
Harapan yang Masih Mengalir Sungai bisa mati, tapi harapan tidak.
Banyak pihak kini sadar: Ciliwung bukan hanya masalah teknis, tapi soal keadilan ruang hidup. Warga yang selama ini hidup berdampingan dengan sungai harus dilibatkan dalam solusi, bukan disingkirkan dari peta pembangunan.
Kita tidak bisa mengembalikan masa lalu Ciliwung, tapi kita bisa memutus siklus pencemaran dan bencana yang terus berulang.
🏷️ Tags / Hashtag: #SungaiCiliwung #LingkunganJakarta #KrisisAir #EkologiKota #KampungPulo #JakartaFlood #UrbanSustainability #CeritaWarga #EkosistemCiliwung #Indonesia #Jakarta
Subscribe to my newsletter
Read articles from LIVE DRAW NIH BOSS directly inside your inbox. Subscribe to the newsletter, and don't miss out.
Written by
