Rusia Tegaskan BRICS Serius Garap Sistem Pembayaran Non-Dollar, Indonesia Turut Terlibat


Moskow/Jakarta, 7 Juli 2025 – Federasi Rusia menyampaikan bahwa blok negara berkembang yang tergabung dalam BRICS (Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan), bersama negara mitra seperti Indonesia, sedang serius mengembangkan sistem pembayaran baru yang tidak bergantung pada Dolar AS. Langkah ini dinilai sebagai upaya nyata dalam mengurangi dominasi sistem keuangan global berbasis dolar dan memperkuat kedaulatan finansial negara-negara Global South.
Pernyataan tersebut disampaikan langsung oleh Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov, dalam konferensi pers khusus menjelang KTT BRICS+ yang akan digelar bulan ini. Ia menegaskan bahwa proses pengembangan sistem tersebut bukan sekadar wacana, tetapi telah memasuki tahap implementasi teknis.
“Kami tidak hanya berbicara. Kami membangun platform nyata untuk sistem pembayaran berbasis mata uang lokal dan alternatif dolar, dan Indonesia adalah bagian aktif dalam diskusi ini,” tegas Lavrov.
Dorongan Menuju De-Dolarisasi Global
Inisiatif ini merupakan bagian dari agenda de-dolarisasi yang telah lama digaungkan oleh anggota BRICS, terutama di tengah ketegangan geopolitik dan sanksi ekonomi sepihak yang diberlakukan oleh negara Barat. Sistem pembayaran baru ini dirancang untuk:
Memperkuat perdagangan antar negara anggota tanpa melalui dolar
Mengurangi risiko keuangan akibat fluktuasi kurs dolar
Meningkatkan efisiensi dan kedaulatan moneter nasional
Rusia juga menyebut bahwa sistem ini akan terintegrasi dengan teknologi blockchain dan sistem kliring antarbank regional, serta memungkinkan transaksi lintas negara yang lebih cepat dan murah.
Peran Indonesia dalam BRICS+
Meski belum menjadi anggota penuh BRICS, Indonesia disebut sebagai mitra strategis dalam pengembangan sistem pembayaran lintas negara ini. Keterlibatan Indonesia memperkuat posisinya sebagai kekuatan ekonomi utama di Asia Tenggara dan menunjukkan keseriusan dalam mendiversifikasi mitra keuangan global.
Menurut pejabat dari Kementerian Keuangan RI, Indonesia telah menjajaki kerja sama teknis dengan India dan Rusia terkait sistem kliring regional berbasis local currency settlement (LCS), yang diproyeksikan akan menjadi tulang punggung sistem pembayaran alternatif BRICS.
“Kami terbuka untuk segala inisiatif yang memperkuat posisi Indonesia dalam sistem keuangan global yang lebih adil dan seimbang,” ujar sumber dari Bank Indonesia.
Reaksi Global dan Dampaknya ke Depan
Langkah BRICS ini diyakini akan berdampak besar pada struktur ekonomi dunia, terlebih jika semakin banyak negara berkembang bergabung dan meninggalkan ketergantungan pada dolar AS. Pengamat ekonomi internasional menilai bahwa tantangan utama sistem ini adalah dari sisi interoperabilitas, kepercayaan sistem, dan kestabilan politik masing-masing negara anggota.
Namun, jika berhasil, sistem ini bisa menjadi game changer dalam dinamika global, menciptakan poros keuangan baru yang lebih multilateral dan inklusif.
Untuk update perkembangan sistem pembayaran BRICS, peran Indonesia dalam BRICS+, dan analisis dampaknya bagi ekonomi nasional, silakan klik di sini guna mengakses laporan eksklusif dan wawancara khusus dari sumber terpercaya.
Subscribe to my newsletter
Read articles from Berita Terhangat directly inside your inbox. Subscribe to the newsletter, and don't miss out.
Written by
