💔 Masih Punya Akses Akun Slot-nya… Tapi Nggak Lagi Punya Orangnya

Aku kira perpisahan itu selesai saat kata "putus" keluar. Tapi ternyata... enggak. Setidaknya nggak untuk kami yang pernah satu akun.

Sudah delapan bulan sejak hubungan kami berakhir. Tapi ada satu hal yang masih tertinggal: akun slot online yang dulu kami bikin bareng. Nama user-nya masih gabungan inisial kami. Password-nya masih pakai tanggal jadian. Dan anehnya? Sampai sekarang belum ada yang ubah.

Padahal kami nggak lagi ngobrol. Nggak saling chat. Bahkan udah saling mute story. Tapi entah kenapa... akun itu masih jalan. Kadang dia yang isi saldo. Kadang aku yang spin. Dan kami tahu, kami saling tahu.

---

Kenangan yang Diam-Diam Login

Pagi itu, aku buka notifikasi email. Ada top-up masuk Rp50.000. Dari siapa? Ya, jelas bukan aku. Dia.

Tanganku refleks buka akun. Game yang terbuka masih sama: yang dulu biasa kami mainin berdua, sambil ketawa-tawa di malam Minggu. Sekarang... aku sendiri, duduk di kamar, cuma bisa mengingat.

Setiap kali aku menang scatter, rasanya pengen banget aku kirim screenshot, bilang: "Liat nih, akhirnya dapet juga." Tapi nggak bisa. Karena kami sekarang cuma bayangan yang saling numpang di memori.

---

Akun Bersama, Luka Bersama

Aku tahu ini kelihatan bodoh. Tapi kami nggak pernah ngomong soal pisah akun. Waktu kami pisah hati, kami nggak pisah akses. Aneh ya? Tapi mungkin karena dalam diam, kami berdua nggak siap kehilangan semuanya sekaligus.

Kadang aku buka game, liat histori main. Ternyata dia juga barusan login. Waktu dan game-nya beda dikit. Serasa kayak lagi gantian jagain rumah kosong yang sama.

---

Main Sendiri, Tapi Masih Berdua?

Banyak temanku bilang, "Udah lah, ganti akun. Reset semua." Tapi buatku, akun itu bukan sekadar tempat main. Itu arsip. Itu semacam ruang transisi, tempat di mana aku bisa mengamati dia—tanpa harus ngomong apa-apa.

Aku nggak tahu dia ngerasain hal yang sama atau nggak. Tapi dari cara dia masukin saldo, dari jam dia login, dari game yang dia buka... semuanya terasa terlalu familiar buat dibilang "kebetulan".

---

Antara Rindu dan Scatter

Pernah, aku login tengah malam. Baru buka game, ada saldo masuk. Rasanya kayak... dia tahu aku lagi online. Tapi mungkin juga cuma halusinasi. Mungkin itu cuma aku yang belum selesai ngerinduin, dan menjadikan segala hal sebagai tanda.

Scatter, wild, bonus—semua jadi simbol yang bisa kutafsirkan sesuka hati. Bahkan kekalahan pun kadang kuanggap sebagai pesan: “Udah, cukup. Jangan berharap.”

---

Akankah Aku Logout Juga?

Aku nggak tahu sampai kapan ini berlangsung. Sampai salah satu dari kami ganti password? Atau sampai nggak ada lagi yang isi saldo?

Mungkin suatu hari aku akan benar-benar buat akun baru. Dengan nama yang bukan lagi campuran inisial kami. Dengan histori yang bersih, tanpa jejak siapa-siapa. Tapi hari ini... belum.

Hari ini, aku masih di sini. Di tengah-tengah akun yang kita buat bareng. Di antara notifikasi yang sunyi tapi bermakna. Dan ya... di antara rasa yang belum sepenuhnya selesai.

---

Karena Yang Tertinggal Kadang Bukan Barang, Tapi Akses

Orang bisa bilang: "Tinggal akun doang, kenapa nggak ditutup?"

Tapi mereka nggak tahu: akun itu tempat kami tertawa dulu. Akun itu saksi malam-malam kami habiskan tanpa bicara apa pun kecuali: “Gas scatter lagi gak?” atau “Dapet berapa, Beb?”

Dan sekarang, meski hubungan kami udah bubar, akun itu masih hidup. Masih aktif. Masih jadi ruang sunyi di mana dua orang yang pernah saling cinta... masih saling mengintip tanpa bicara.

---

Penutup: Kalau Suatu Saat Kamu Baca Ini...

Aku nggak tahu kamu masih ingat aku atau nggak. Tapi kalau kamu lihat isi game-nya, kamu tahu aku masih mainin yang dulu kamu suka.

Kalau kamu perhatiin histori spin, kamu tahu aku masih buka jam yang biasa kita mainin.

Kalau kamu baca ini… kamu tahu, aku belum benar-benar bisa log out.

Mau Baca Cerita Lengkapnya?

Cerita ini sebenarnya nggak berhenti di sini. Aku pernah menulis versi lebih panjang—tentang akun bersama, relasi yang menggantung, dan bagaimana slot online kadang bisa jadi ruang memori yang nggak kita sadari.

📖 Baca selengkapnya di Labrumfield.com