Notifikasi Itu Bukan Scatter. Tapi Luka yang Belum Sembuh

Daily MAXWINDaily MAXWIN
4 min read

Suatu pagi yang terlihat biasa—matahari belum terlalu terik, kopi belum sempat diseduh, dan aku masih mengusap mata sambil menyalakan layar ponsel. Lalu, sesuatu terjadi. Notifikasi masuk. Dari tampilan awal, aku kira itu dari game slot favoritku—mungkin info free spin, atau mungkin kabar saldo yang nambah sendiri karena reward acak. Tapi ternyata bukan. Bukan game. Bukan scatter. Tapi... dia.

Seseorang yang sudah lama menghilang. Seseorang yang dulu begitu akrab. Yang dulu setiap harinya kuajak muter slot, nebak jam hoki, dan ngeluh kalau zonk terus. Kini, muncul dalam bentuk satu pesan pendek: “Masih pakai akun slot kita nggak?”

Lucu, ya? Di antara semua cara buat muncul lagi di hidup orang, kenapa lewat akun slot?

Akun Bersama, Kenangan Bersama

Dulu, kami bikin akun itu sama-sama. Awalnya iseng. Dia ngajak, “Biar bisa mabar slot.” Aku tertawa. “Emang slot bisa dimabar?” Tapi ternyata bisa. Dalam bentuk yang gak pernah kuanggap serius: tuker informasi RTP, share link demo, dan selebrasi kecil kalau ada yang dapet scatter.

Kami bahkan punya rutinitas yang aneh tapi menyenangkan. Main saat hujan turun, karena katanya hoki lebih tinggi. Pakai nickname dengan inisial kami berdua. Bahkan password-nya pakai tanggal jadiannya kami. Norak? Mungkin. Tapi saat itu, rasanya seperti ritual cinta versi digital.

Tapi waktu terus jalan. Dan hubungan kami gak sekuat akun itu. Kami berantem, saling diam, lalu... bubar. Tapi akun itu? Masih ada. Masih hidup. Masih bisa diakses. Dan entah kenapa, gak ada dari kami yang hapus.

Waktu HP Bunyi dan Aku Salah Sangka

Setelah sekian bulan, aku terbiasa main sendiri. Kadang pakai akun baru. Kadang masih kepo pakai akun lama. Tapi yang jelas, aku pikir sudah move on. Sampai pagi itu.

Notifikasi HP-ku bunyi. Aku pikir itu scatter gratis. Atau info promosi. Tapi ternyata pesan dari dia.

Seketika, rasanya seperti buka fitur bonus tapi isinya cuma 0.01 saldo. Hampa. Tapi juga bikin deg-degan.

Satu pesan itu membuka lemari kenangan yang sudah lama kukunci. Bukan karena lupa, tapi karena belum siap membuka. Dan sekarang? Pintu itu terbuka paksa oleh notifikasi.

Antara Emosi dan Logika

Setelah pesan itu masuk, aku bingung harus ngapain. Bales? Cuekin? Atau malah hapus aja biar gak kepikiran?

Aku buka aplikasi slot, masuk ke akun lama. Masih aktif. Saldo tinggal receh. Tapi histori spin-nya? Masih kelihatan. Ada beberapa big win, tapi aku tahu bukan aku yang dapet. Dia. Dia yang masih main. Dia yang diam-diam balik ke akun itu, sama seperti aku.

Jadi... kita berdua ternyata gak bener-bener pergi. Kita cuma ngumpet. Tapi tetap terikat oleh satu hal konyol: akun slot digital.

Simbol Scatter dan Luka Lama

Sore itu aku duduk sendirian, buka game, dan muter slot pakai akun itu. Tiga simbol scatter muncul. Tinggal satu lagi buat masuk bonus. Tapi... nggak jadi. Lewat begitu aja.

Dan saat itulah aku sadar: kami juga begitu. Udah hampir bonus. Udah hampir sampai. Tapi satu simbol lewat, dan semuanya buyar. Waktu itu, yang lewat bukan simbol. Tapi ego. Kurangnya komunikasi. Rasa capek yang gak pernah diomongin. Sama seperti slot, kita gak tahu pasti kenapa kadang gak hoki. Tapi tetap main. Tetap berharap.

Apakah Cinta Bisa Dibalikin Lewat Free Spin?

Beberapa hari setelah pesan itu, aku belum juga bales. Aku tulis draft balasan berkali-kali. Tapi selalu kuhapus. Karena aku gak tahu jawabannya. Karena bagian dari diriku ingin balas. Tapi bagian lain takut. Takut kalau dia cuma iseng. Takut kalau ini cuma cara dia ngelanjutin hidup tanpa benar-benar minta maaf atau kembali.

Dan jujur aja, aku udah capek menebak-nebak motif orang. Slot aja udah cukup bikin aku stres. Jangan tambah lagi dengan cinta yang gak pasti.

Tapi Kenapa Masih Kuingat?

Mungkin karena ada bagian dari hidupku yang belum selesai. Bukan karena masih cinta. Tapi karena masih ada hal-hal kecil yang terlalu lekat. Cara dia nyemangatin kalau aku kalah. Cara dia bilang, “Gas buy spin! Biar kaya bareng.”

Itu semua jadi semacam echo dalam pikiranku. Kayak efek suara saat scatter nyaris dapet, tapi ternyata enggak.

Aku coba ngobrol dengan teman. Ceritain semuanya. Dan jawabannya: “Pindah akun, move on.”

Simple. Tapi siapa bilang move on sesimpel bikin akun baru?

Mungkin Yang Butuh Buy Spin Itu Bukan Game-nya, Tapi Aku

Aku sadar selama ini aku nunggu scatter dari luar. Nunggu ada yang datang, nunggu hoki, nunggu kesempatan. Tapi aku lupa: buy spin itu bisa dipicu sendiri. Harus bayar. Tapi hasilnya bisa luar biasa. Seperti hidup. Kadang kita perlu keluar dari zona nyaman, ambil risiko, dan muter ulang dari awal.

Mungkin hari ini bukan tentang dia. Bukan juga tentang akun lama. Tapi tentang aku yang akhirnya sadar: game bisa diulang, akun bisa diganti, tapi hati? Butuh proses lebih panjang. Dan itu gak bisa diselesaikan hanya dengan satu notifikasi.

Penutup: Scatter Itu Ternyata Datang dalam Bentuk Lain

Notifikasi itu... bukan scatter. Tapi mungkin itu bonus yang lain: kesempatan buat refleksi. Kesempatan untuk jujur ke diri sendiri. Tentang luka yang belum sembuh, tentang harapan yang belum padam, dan tentang keberanian untuk berkata: cukup.

Kalau suatu hari nanti dia kirim pesan lagi, entah nanya akun atau cuma bilang “hai”, aku mungkin gak akan bereaksi seperti dulu. Karena sekarang, aku tahu: scatter paling besar dalam hidup... bukan dari game. Tapi dari keputusan untuk berhenti berharap pada yang gak pasti.

Dan itulah maxwin-ku hari ini.

Kalau kamu juga pernah punya kenangan yang nyangkut di balik akun game, atau bahkan hubungan yang gak selesai, kamu gak sendiri. Banyak kisah yang berakhir di layar, tapi membekas di hati. Baca kisah aslinya di sini → labrumfield.com

0
Subscribe to my newsletter

Read articles from Daily MAXWIN directly inside your inbox. Subscribe to the newsletter, and don't miss out.

Written by

Daily MAXWIN
Daily MAXWIN