Bahas Keluarga Dan Peradaban Islam Di Era Transformasi Digital, Iai Persis Garut Gelar Konferensi Internasional

Garut, 12 Juli 2025 – Konferensi Internasional tentang Pernikahan, Keluarga, dan Peradaban Islam (ICMFIC) 2025 sukses digelar pada Sabtu, 12 Juli 2025, dengan mengusung tema "Strengthening Marriage, Family, Islamic Civilization Values in the Era of Global Transformation." Acara ini diselenggarakan secara hybrid, menggabungkan sesi luring di Granada International Resort Garut dan sesi daring melalui Zoom Meeting.

Konferensi Internasional 2025 ini merupakan hasil kolaborasi lintas lembaga: BKPI IAI Persis Garut, Bidgar Dakwah PD. Persatuan Islam Garut, dan Madinah al-Zahra International Islamic School. Kolaborasi ini mengukuhkan semangat bersama untuk memperkuat nilai-nilai pernikahan dan keluarga dalam bingkai peradaban Islam, khususnya di era global yang sarat tantangan transformasi nilai.

Tokoh Penting Turut Hadir

Konferensi ini menarik perhatian berbagai kalangan, termasuk akademisi, praktisi pendidikan, tokoh masyarakat, serta mahasiswa dari berbagai kampus. Sekitar 50 peserta hadir secara langsung dalam sesi luring. Sejumlah tokoh dan akademisi terkemuka turut meramaikan kegiatan ini, di antaranya: Dr. Tiar Anwar Bachtiar, M.Hum; drg. Hj. Lutfhianisa Putri Karlina, M.BA dan dr. H. Abdul Manan Affandi, Sp.A serta para dosen IAI Persis Garut serta psikolog profesional.

Sambutan Wakil Bupati yang Menginspirasi

Sambutan hangat datang dari Ketua Pelaksana, Yanti Sam Amir, M.Pd, serta Wakil Bupati Garut, drg. Hj. Lutfhianisa Putri Karlina, M.BA. Dalam sambutannya, Teh Putri—sapaan akrab Wakil Bupati—menyampaikan pesan menyentuh bahwa pernikahan bukan sekadar seremoni, melainkan sebuah proses membangun keluarga yang memiliki dampak luas. Ia mengungkapkan pengalaman pribadinya sebagai anak dan ibu yang pernah mengalami perpisahan dalam keluarga. Namun dari peristiwa itu, ia justru mendapatkan hikmah besar: bahwa kegagalan bisa melahirkan versi terbaik dari diri seseorang. Ia mendorong para peserta untuk menjadi pribadi yang memberi teladan dan menumbuhkan nilai-nilai kebaikan dalam keluarga masing-masing.

Diskusi Panel Daring Hadirkan Pakar Internasional

Diskusi panel daring menampilkan Syekh Kawsu Sanneh (President of The Islamic Da'wah and Research Movement, Gambia), Dr. Fadila Grine (Head of International Affairs Organization of Islamic Cooperation/OIC), Dr. Imam Shamsi Ali (Dosen University of Southern California & Grand Imam of New York, AS), Leili Agustina S, S.Sos., M.Psi., Psikolog (Psikolog & Dosen IAI Persis Garut), Assoc. Prof. M. Nusran (Head of Halal Centre & Dosen Universitas Muslim Indonesia Makassar), serta Dr. Saifuddin Amin (Dosen Muhammadiyah Islamic Collage Singapore). Namun pada pelaksanaan sesi daring untuk Dr. Imam Shamsi Ali dan Dr. Saifuddin berhalangan hadir karena jeda waktu yang berjauhan dan kondisi yang tidak memungkinkan.

Keynote Speaker: Keluarga sebagai Universitas Sejati

Puncak acara adalah keynote speech oleh Dr. KH. Adian Husaini, M.Si, Ketua Umum Dewan Da’wa h Islamiyah Indonesia. Dalam paparannya yang berjudul "Menjadikan Keluarga Sebagai Universitas Sejati," beliau menekankan bahwa keluarga adalah pusat pendidikan sejati yang membentuk generasi beradab dan bermartabat. Di tengah era disrupsi digital dan dominasi pembelajaran daring, orang tua dituntut menjadi pendidik utama dalam nilai, akhlak, dan adab. Dr. Adian menjelaskan pentingnya lima ciri utama dari keluarga yang berfungsi sebagai "pesantren": adanya keteladanan, proses tafaqquh fid-din, pengutamaan adab, pengajaran fardhu 'ain dan fardhu kifayah secara proporsional, serta pendekatan pembelajaran yang fleksibel dan berorientasi kompetensi. Sesi ini dimoderatori oleh Yanti Sam Amir, M.Pd.

Rektor dan Wakil Rektor IAIPI Garut dan UNIPI Sampaikan Materi dalam Diskusi

Dalam kesempatan tersebut, Dr. Tiar Anwar Bachtiar, M.Hum. selaku Rektor IAI Persis Garut menyampaikan materi berjudul "Keluarga Pondasi Utama Pendidikan Menuju Indonesia Emas 2045". Sementara itu, Dr. Daris Tamin, M.Pd. selaku Konselor sekaligus Wakil Rektor 1 IAI Persis Garut memaparkan materi bertema "Keluarga Romantis untuk Peradaban Islami". Dan Prof. Dr. Jajang A. Rohmana yang merupakan Rektor dari Universitas Persatuan Islam Bandung menyampaikan materi dengan mengusung tema "Penghulu dan Pernikahan Masa Kolonial: C. Snouck Hurgronje dan Keluarga Besarnya." Pemateri menghadirkan perspektif strategis tentang peran keluarga dalam membangun peradaban unggul.

Panel Diskusi Medis: Menyibak Kesehatan Pernikahan dan Keluarga dari Perspektif Medis dan Pengalaman Nyata

Salah satu sesi paling dinantikan dalam ICMFIC 2025 adalah diskusi panel yang secara khusus mengangkat tema “Pandangan Medis Tentang Kesehatan Pernikahan dan Keluarga.” Tidak hanya menyuguhkan data medis dan teori ilmiah, sesi ini juga menyentuh sisi personal dan reflektif, karena diwarnai oleh pengalaman langsung para narasumber sebagai bagian dari keluarga—sebagai orang tua, pasangan, bahkan kakek dan mertua. Diskusi ini dimoderatori dengan hangat dan mengalir, mempertemukan ilmu kedokteran dengan kepekaan sosial dan spiritual yang sangat relevan dalam konteks kehidupan keluarga modern.

Dimulai dari dr. H. Abdul Manan Affandi, Sp.A, seorang dokter spesialis anak sekaligus kakek dari Ghazi Muttaqien, yang membuka sesi dengan penuh semangat. Beliau mengangkat tema “Keajaiban ASI Eksklusif untuk Tumbuh Kembang Anak.” Dengan gaya tutur yang membumi, beliau menjelaskan bagaimana pemberian ASI bukan sekadar soal nutrisi, tetapi juga sentuhan emosional dan spiritual yang menyatukan ibu dan anak, serta menjadi fondasi awal kesehatan dan kelekatan dalam keluarga.

Berikutnya, dr. Maya Rosmaria Puspita, Sp.GK, yang juga dikenal sebagai ibu mertua Ghazi, menyampaikan paparan berjudul “Health Benefits of Nutritious, Halal, and Thayyiban Food.” Ia menekankan bahwa apa yang disajikan di meja makan bukan hanya soal rasa dan gizi, tetapi juga tentang keberkahan. Dalam rumah tangga, makanan adalah ekspresi cinta, tanggung jawab, dan keteladanan. Dengan makanan yang halal dan thayyib, kita bukan hanya memberi asupan tubuh, tapi juga menumbuhkan ketenangan jiwa.

Menambahkan kedalaman dari sisi psikologis dan kardiologis, dr. Maryam Jamilah, Sp.JP membahas topik “Kondisi Kesepian dan Relevansinya Terhadap Depresi dan Penyakit Jantung.” Ia mengangkat fakta ilmiah sekaligus fenomena sosial: banyak pasangan atau anggota keluarga yang tinggal serumah namun merasa kesepian. Ia mengajak hadirin untuk kembali merajut komunikasi yang tulus dan kehadiran yang utuh dalam keluarga, karena kesepian yang dibiarkan dapat berubah menjadi luka psikis bahkan memicu penyakit kronis.

Sebagai penutup, dr. Miqdad, Dipl.CIBTAC, Dipl.AAAM, seorang ahli estetik dan kecantikan berbasis psikologi, menyampaikan perspektif segar dalam materi “Psikologi Kecantikan dalam Keharmonisan Rumah Tangga.” Ia menegaskan bahwa kecantikan bukan soal penampilan semata, melainkan cara pandang terhadap diri sendiri dan pasangan. Keseimbangan antara perawatan fisik dan penerimaan emosional menjadi kunci dalam menjaga hubungan yang harmonis. Dengan pendekatan psikologi kecantikan, ia mendorong setiap pasangan untuk saling menghargai dan merawat cinta melalui kepedulian kecil yang konsisten.

Sesi ini memberikan pesan kuat bahwa kesehatan keluarga tidak hanya dibangun dari sisi fisik, tetapi juga dari koneksi emosional, ketulusan relasi, dan kesadaran spiritual. Keluarga yang sehat bukan sekadar bebas dari penyakit, melainkan yang mampu menciptakan ruang hangat untuk tumbuh bersama—dengan cinta, nilai, dan kebermaknaan. Hal ini dikuatkan dengan pemaparan yang disampaikan oleh Ghazi Abdullah Muttaqin, Mahasiswa Universitas Islam Madinah sekaligus Direktur Granada International Resort Garut.

Konferensi Internasional tentang Pernikahan, Keluarga, dan Peradaban Islam (ICMFIC) 2025 tidak hanya menjadi ruang temu ilmiah, tetapi juga ruang refleksi bersama tentang masa depan umat melalui pintu keluarga.

0
Subscribe to my newsletter

Read articles from Humas IAI Persis Garut directly inside your inbox. Subscribe to the newsletter, and don't miss out.

Written by

Humas IAI Persis Garut
Humas IAI Persis Garut