Peran E-E-A-T dalam Strategi SEO di Era AI


Dalam dunia digital yang makin dipengaruhi oleh teknologi kecerdasan buatan (AI), cara sebuah branding membangun reputasi online tak lagi cukup dengan strategi SEO konvensional. Kini, keberhasilan di halaman pencarian sangat ditentukan oleh bagaimana algoritma dan model AI memandang otoritas serta kredibilitas sebuah sumber. Itulah mengapa konsep E-E-A-T (Experience, Expertise, Authoritativeness, dan Trustworthiness) bukan hanya relevan—tetapi menjadi fondasi utama dalam memenangkan kepercayaan mesin pencari dan pengguna.
Bagi para pelaku bisnis dan pemula dalam dunia SEO, memahami peran E-E-A-T dalam konteks pencarian berbasis AI adalah langkah krusial. Artikel ini akan menguraikan secara menyeluruh bagaimana E-E-A-T bekerja dalam ekosistem AI-generated search, tantangan-tantangan yang menyertainya, serta strategi yang perlu ditempuh untuk memastikan branding perusahaan Anda menjadi sumber yang dirujuk oleh AI seperti Google AI Overviews, ChatGPT, dan platform lainnya.
Mengapa E-E-A-T Semakin Penting di Era AI?
E-E-A-T bukanlah konsep baru. Google pertama kali memperkenalkannya (sebagai E-A-T) pada tahun 2014 melalui Search Quality Rater Guidelines. Namun dengan munculnya fitur AI-generated answers, seperti AI Overviews dari Google, peran E-E-A-T menjadi semakin sentral. Mesin pencari berbasis AI kini tidak hanya menampilkan daftar tautan, tetapi menyintesis informasi dan memberikan jawaban instan kepada pengguna. Artinya, hanya sumber yang dianggap benar-benar kredibel dan ahli yang akan dimunculkan dalam narasi AI tersebut.
Untuk muncul dalam jawaban AI, konten harus memiliki:
Pengalaman Nyata (Experience): Bukti bahwa penulis atau entitas pernah mengalami langsung topik yang dibahas, seperti studi kasus, laporan praktis, atau wawasan berbasis pengalaman.
Keahlian (Expertise): Identitas penulis yang jelas, kualifikasi profesional, atau rekam jejak di bidang tertentu.
Otoritas (Authoritativeness): Seberapa dikenal dan dirujuknya sebuah brand oleh pihak lain dalam industri yang sama.
Kepercayaan (Trustworthiness): Transparansi, keakuratan informasi, serta verifikasi sumber yang digunakan dalam konten.
Bagaimana AI Menentukan Kredibilitas Sebuah Sumber?
Salah satu perubahan besar dalam pencarian AI adalah penggunaan Knowledge Graph dan algoritma yang membaca konteks, bukan hanya kata kunci. Google AI Overviews, misalnya, tidak hanya membaca teks, tetapi juga memeriksa struktur data seperti schema markup, reputasi penulis, dan relevansi konten berdasarkan pengalaman.
Berikut adalah indikator yang meningkatkan peluang sebuah konten dirujuk oleh AI:
Brand memiliki entitas resmi di Google Knowledge Graph
Artikel memiliki penulis dengan bio, pengalaman, dan kredensial jelas
Situs mendapat backlink dari media terpercaya atau sumber akademik
Tersedia kutipan atau referensi ke sumber primer yang valid
Penggunaan format struktur data seperti FAQPage, Article, atau Review
Tantangan dalam Membangun E-E-A-T di Era AI
Tidak semua brand mudah masuk ke dalam narasi AI-generated search. Berikut beberapa tantangan umum yang dihadapi:
1. Otoritas Tidak Bisa Dibentuk Instan
Banyak pemilik bisnis mengira cukup membuat konten berkualitas sudah bisa muncul di pencarian AI. Padahal, dibutuhkan waktu dan konsistensi untuk diakui sebagai otoritas di suatu bidang.
2. AI Bisa Salah Menyimpulkan
Studi dari Columbia Journalism Review pada 2025 menemukan bahwa banyak AI search engine memberikan jawaban keliru dengan rasa percaya diri tinggi. Ini bisa berisiko jika AI salah mengutip atau mencantumkan informasi yang tidak sesuai dari brand Anda.
3. Persaingan dengan Brand Besar
AI cenderung memilih sumber yang sering dirujuk secara luas. Brand kecil yang baru merintis bisa tertutup oleh dominasi brand besar jika tidak memiliki strategi yang tepat.
4. Duplikasi Konten
AI lebih menyukai konten orisinal. Brand yang hanya mengulas ulang atau meringkas artikel lain cenderung diabaikan oleh mesin pencari AI.
Strategi Meningkatkan E-E-A-T untuk Visibilitas AI
Untuk memastikan brand Anda menjadi rujukan AI, berikut langkah konkret yang dapat diterapkan:
1. Optimalkan Knowledge Graph
Pastikan entitas bisnis Anda dikenali oleh Google dengan membuat schema markup yang lengkap (organization, article, author). Klaim entitas di Google Search Console dan kelola citra digital melalui Google Business Profile.
2. Publikasikan Konten Berbasis Pengalaman
Daripada sekadar menulis ulang artikel orang lain, lebih baik membuat konten dari hasil:
Studi kasus dari pengalaman klien
Survei internal yang dirancang sendiri
Praktik terbaik berdasarkan pengalaman tim
Contoh: Daripada menulis "10 Tips SEO", buatlah artikel seperti "Bagaimana Kami Meningkatkan Traffic Klien B2B Sebesar 300% dalam 6 Bulan".
3. Bangun Kredibilitas Penulis
Setiap artikel wajib mencantumkan:
Nama asli penulis
Foto asli
Bio profesional yang menjelaskan keahlian
Tautan ke LinkedIn atau publikasi lain
4. Dapatkan Rujukan dari Media dan Komunitas
Jalin kolaborasi dengan media industri, menjadi narasumber di podcast, atau menulis opini di media massa. Ini membantu meningkatkan reputasi eksternal.
5. Pantau Representasi Brand di AI Search
Gunakan tools untuk mengecek bagaimana brand Anda dikutip oleh AI seperti ChatGPT, Perplexity, dan Google SGE. Kirim umpan balik jika ditemukan informasi keliru.
6. Lakukan Audit Konten Secara Berkala
Perbarui artikel lama dengan data terbaru, referensi baru, dan sertakan tautan ke sumber terpercaya agar tetap relevan di mata AI.
AI bukan hanya alat bantu pengguna, tapi juga kurator informasi. Jika brand Anda tidak dianggap cukup berpengaruh, maka kecil kemungkinan akan muncul dalam narasi AI. Maka dari itu, memperkuat fondasi E-E-A-T adalah investasi jangka panjang yang sangat penting.
Menjadi otoritas tidak hanya tentang "menguasai SEO", tetapi tentang menjadi sumber yang benar-benar layak dipercaya. Ketika AI menyajikan jawaban, pastikan konten Anda adalah salah satu yang dirujuk. Itulah kunci menuju kesuksesan jangka panjang di era pencarian berbasis AI.
Subscribe to my newsletter
Read articles from Wizam Robbani directly inside your inbox. Subscribe to the newsletter, and don't miss out.
Written by
