Fabián Ruiz Di Balik Kemenangan, Ada Sang Penyeimbang


Gelandang yang Tidak Berisik
Ketika berbicara soal Paris Saint-Germain, nama-nama seperti Kylian Mbappé, Ousmane Dembélé, atau Gianluigi Donnarumma sering kali mencuat lebih dulu. Namun di tengah kemilau bintang-bintang itu, berdiri sosok yang tenang, cerdas, dan hampir tak pernah membuat kesalahan: Fabián Ruiz.
Ia bukan superstar dalam arti konvensional. Ia tidak viral. Ia tidak menonjol. Tapi tanpa dirinya, PSG tidak pernah benar-benar stabil. Fabián adalah pemain yang tidak dicari kamera, tetapi selalu dicari bola.
Dari Real Betis ke Puncak Eropa
Fabián memulai karier profesionalnya di Real Betis. Ia tidak langsung meledak. Bahkan sempat dipinjamkan ke Elche demi jam terbang. Namun di situlah ia mulai dikenal sebagai gelandang yang punya sesuatu yang tidak dimiliki banyak pemain: kesabaran dalam berpikir di tengah tekanan.
Penampilannya mengesankan Napoli, yang kemudian merekrutnya pada 2018. Di Serie A, ia naik kelas—menjadi jenderal lini tengah yang tidak hanya tahu ke mana bola harus diarahkan, tapi juga kapan dan bagaimana mengalirkannya.
PSG dan Evolusi Peran
Ketika PSG mendatangkannya pada 2022, banyak yang mengira ia hanya akan jadi pelapis. Tapi pelatih Luis Enrique berpikiran lain. Ia tahu betul, permainan modern butuh pemain yang mampu menjaga ritme, bukan hanya menciptakan sorotan.
Musim demi musim berlalu, dan Fabián membuktikan bahwa kehadirannya bukan pelengkap. Ia menjadi salah satu alasan mengapa PSG akhirnya menjadi juara Liga Champions untuk pertama kalinya—sebuah pencapaian historis yang dibangun bukan oleh satu bintang, tapi oleh keseimbangan tim. Dan Fabián adalah pusatnya.
Statistik yang Diam-Diam Menakutkan
Statistik Fabián tidak selalu glamor. Tapi ketika dilihat lebih dekat, justru di sanalah letak kekuatannya. Tingkat akurasi umpan mendekati 90 persen. Jumlah sentuhan per laga termasuk tertinggi di tim. Intersepsi yang presisi. Dan ia jarang kehilangan bola di area berbahaya.
Ia adalah gelandang yang tahu bagaimana bertahan tanpa panik, menyerang tanpa terburu-buru, dan menyatukan dua dunia itu dalam satu irama.
Timnas Spanyol: Refleksi Diri yang Sama
Fabián tidak hanya penting di klub. Di timnas Spanyol, ia juga memainkan peran serupa. Di Euro 2024, ia menjadi poros yang menyatukan kreativitas Pedri dan agresivitas Rodri. Ia mencetak gol, memberi assist, dan menciptakan keseimbangan.
Tak heran jika Spanyol tidak pernah kalah saat Fabián bermain sebagai starter dalam 35 pertandingan terakhir. Statistik ini bukan kebetulan. Itu adalah bukti konsistensi dan efektivitas.
Mengapa Fabián Berbeda?
Fabián Ruiz bukan gelandang nomor enam murni, bukan juga playmaker nomor sepuluh tradisional. Ia berada di antara keduanya—gelandang box-to-box yang mampu mengontrol permainan, menjemput bola dari belakang, lalu mengalirkannya dengan ritme yang ia pilih sendiri.
Ia membuat sepak bola terlihat sederhana. Tapi justru di sanalah letak kejeniusan pemain sepertinya. Ia tidak perlu menonjol untuk menunjukkan bahwa dirinya vital.
Kesimpulan: Fondasi yang Tidak Tergantikan
Setiap tim hebat butuh keseimbangan. Dan setiap keseimbangan butuh penopang. Fabián Ruiz adalah penopang itu—bukan hanya untuk PSG, tapi juga untuk Spanyol.
Ia bukan pemain yang akan kamu soraki di stadion, tapi kamu akan sadar betapa pentingnya dia saat ia absen. Dalam dunia sepak bola yang sering mengagungkan yang mencolok, Fabián Ruiz adalah pengingat bahwa kemenangan sejati sering kali dibangun dari kerja senyap—dan kerja senyap itulah yang ia lakukan lebih baik dari siapa pun.
Subscribe to my newsletter
Read articles from Cipel Cipel directly inside your inbox. Subscribe to the newsletter, and don't miss out.
Written by
