Randal Kolo Muani: Ketika Kecepatan Bertemu Kesabaran

Cipel CipelCipel Cipel
3 min read

Di dunia sepak bola yang makin cepat berubah, tak semua pemain diberi waktu untuk berkembang. Namun Randal Kolo Muani adalah pengecualian—pemain yang membuktikan bahwa terkadang, talenta dan ketekunan butuh sedikit waktu untuk bertemu di tengah.


Tidak Ada Jalan Pintas

Tidak seperti banyak bintang sepak bola Prancis lainnya, Kolo Muani bukan jebolan Clairefontaine atau akademi besar. Lahir di Bondy, kota yang sama dengan Kylian Mbappé, ia menempuh rute jauh lebih panjang. Berawal dari klub-klub lokal seperti Villepinte dan Torcy, ia baru bergabung dengan akademi Nantes pada usia 17 tahun—usia yang dalam standar Eropa dianggap cukup terlambat.

Namun ia tidak berhenti. Ketika tak diberi menit bermain di awal kariernya, ia pergi ke US Boulogne (klub kasta ketiga Prancis) untuk mencari pengalaman. Di sana, ia belajar. Dan saat kembali ke Nantes, ia siap.


Dari Latar Belakang Biasa ke Panggung Nasional

Kolo Muani mulai menarik perhatian publik Prancis ketika membantu FC Nantes menjuarai Coupe de France 2021/22. Permainannya lincah, gerakannya cerdas, dan ia kerap muncul di momen penting. Namun bukan hanya itu—ia punya keunikan: ia bisa menyerang dari berbagai sisi, membuatnya sulit dikawal.

Kontraknya habis, dan kesempatan baru datang. Frankfurt—klub Bundesliga yang kerap memberi ruang bagi talenta muda—mengambil risiko. Dan risiko itu berbuah manis.


Frankfurt: Tempat Ia Menjadi Ancaman

Bersama Eintracht Frankfurt, Kolo Muani menjelma jadi salah satu penyerang paling efisien di Jerman. Ia mencetak 15 gol dan menciptakan 11 assist hanya dalam satu musim Bundesliga—angka luar biasa untuk pemain baru di luar negeri.

Tak butuh waktu lama bagi media Eropa untuk mulai menyebut namanya. PSG, yang sedang membangun ulang skuad, mengajukan tawaran besar. Dan pada musim panas 2023, Kolo Muani resmi pulang ke Prancis.


Ketika Harapan Tak Selalu Sejalan

Bergabung dengan klub sebesar Paris Saint-Germain berarti satu hal: ekspektasi besar. Sayangnya, adaptasi di bawah pelatih Luis Enrique tak semudah yang dibayangkan. Ia harus bersaing dengan banyak bintang, dan terkadang bahkan tidak masuk skuad utama. Performa naik-turun, dan tekanan mulai berdatangan.

Namun seperti biasa, Kolo Muani memilih satu hal: bekerja lebih keras, bukan bicara lebih banyak.


Juventus dan Kebangkitan

Awal 2025 menjadi momentum baru. PSG meminjamkannya ke Juventus, dan di Italia—di mana taktik dan tekanan menyatu—ia menjawab keraguan dengan gol-gol. Lima gol dalam tiga laga pertamanya adalah jawaban paling lantang.

Ia menjadi ujung tombak yang efektif, bahkan disebut sebagai salah satu rekrutan paling berdampak di paruh musim Serie A.


Di Timnas, Ia Bukan Pelengkap

Kolo Muani mencatat debutnya untuk Timnas Prancis pada 2022. Ia sempat menjadi nama yang “kebetulan” masuk skuad Piala Dunia, tapi hampir menjadi pahlawan di final lawan Argentina. Pada Euro 2024, ia mencetak gol penting di semifinal—membungkam keraguan bahwa ia hanya pelapis.

Kini, ia adalah bagian dari generasi baru Les Bleus—bukan sekadar pelengkap, tapi ancaman nyata.


Apa yang Membuatnya Berbeda?

Randal Kolo Muani bukan penyerang flamboyan. Ia tidak terlalu sering muncul di media, tidak banyak bicara di depan kamera. Tapi di lapangan, ia tahu kapan harus bergerak, kapan menekan, kapan mencetak. Ia adalah produk dari kesabaran dan ketepatan waktu.


Dan Perjalanannya Masih Panjang

Di usia 26, Kolo Muani masih bisa lebih matang, lebih tajam, lebih komplet. Juventus ingin mempertahankannya. PSG mungkin masih berharap dia kembali lebih kuat. Timnas Prancis melihatnya sebagai salah satu elemen penting masa depan.

Tapi bagi Kolo Muani, mungkin yang paling penting adalah satu hal: terus berlari ke depan. Seperti yang selalu ia lakukan sejak Bondy.

" Baca Juga : Renato Marin Penjaga Gawang PSG "

0
Subscribe to my newsletter

Read articles from Cipel Cipel directly inside your inbox. Subscribe to the newsletter, and don't miss out.

Written by

Cipel Cipel
Cipel Cipel