Membangun Homelab Sederhana dengan OpenWrt, Switch Managed, dan Proxmox


Halo para pegiat teknologi! Kali ini saya ingin berbagi tentang skema homelab yang saya gunakan di rumah. Tujuannya sederhana: belajar, eksperimen, dan tentu saja membuat jaringan rumah jadi lebih aman dan teratur. Yuk, kita bedah satu per satu perangkatnya!
Pintu Gerbang Internet: STB OpenWrt & Modem Huawei E3372-607
Semua koneksi internet di rumah saya dimulai dari sini. Saya menggunakan sebuah STB HG680P yang sudah di-flash dengan firmware OpenWrt reyre. Kenapa OpenWrt reyre? Karena sudah populer didunia perinjekan :)
Untuk koneksi internetnya, saya mengandalkan modem USB LTE dari Huawei, model E3372-607. Modem ini terhubung langsung ke port USB di STB OpenWrt.
Jantung Jaringan: Managed Switch Ruijie 8 Port
Dari OpenWrt, lalu lintas data dialirkan ke sebuah Managed Switch Ruijie 8 Port. Ini bukan switch biasa, lho. Karena "managed", saya bisa mengatur banyak hal, terutama VLAN (Virtual Local Area Network). Dengan VLAN, saya bisa memisahkan jaringan untuk perangkat yang berbeda, seolah-olah mereka berada di jaringan fisik yang terpisah. Ini penting untuk keamanan dan kerapian.
Konfigurasi port di switch saya kira-kira seperti ini:
Port 1 (Trunk): Terhubung ke server Proxmox. Port trunk artinya bisa membawa banyak VLAN sekaligus.
Port 2 (VLAN1): Menerima input dari OpenWrt.
Port 4 (VLAN20): Terhubung ke Jaringan Lokal (Lan, Access Point Ruijie)
Port 5 (VLAN30): Terhubung ke DVR Hilook dan kamera IP, jaringan khusus CCTV.
Port 6 (VLAN40): Terhubung ke Home Assistant dan perangkat IoT lainnya.
Otak Server: Proxmox VE
Inilah "otak" dari homelab saya: sebuah server yang menjalankan Proxmox VE (Virtual Environment). Proxmox adalah platform virtualisasi open-source yang memungkinkan saya menjalankan beberapa sistem operasi (disebut Virtual Machines atau VM) secara bersamaan di satu mesin fisik. untuk perangkat saya menggunakan Mini-PC Merk BMAX Processor i5 gen11, RAM 16GB, SSD 512GB.
Skenario : Koneksi dari switch (Port 1 Trunk) masuk ke Proxmox melalui interface vmbr0
. Di Proxmox, saya membuat beberapa VM:
VM 101 - Mikrotik CHR v7: Ini adalah RouterOS dari Mikrotik dalam bentuk virtual. Fungsinya sangat krusial untuk me-manage routing antar VLAN, firewall, dan berbagai kebijakan jaringan lainnya di dalam lingkungan virtual saya.
VM 102 - Docker-Utility: VM ini didedikasikan untuk menjalankan berbagai layanan pendukung dalam kontainer Docker.
VM 103 - Docker-Webserver: VM ini juga menggunakan Docker, khusus untuk menjalankan aplikasi atau layanan berbasis web.
Dengan Proxmox, saya bisa dengan mudah menambah, mengurangi, atau memodifikasi server virtual sesuai kebutuhan tanpa harus membeli banyak perangkat.
Perangkat Pendukung Lainnya
Selain tiga komponen utama di atas, ada beberapa perangkat lain yang melengkapi homelab saya:
Access Point Ruijie (VLAN20):
Memberikan koneksi WiFi untuk perangkat sehari-hari seperti laptop, smartphone, dan tablet. Berada di VLAN20 membuatnya terpisah dari jaringan sensitif lainnya.
DVR Hilook 4 Channel (VLAN30):
Sistem CCTV ini berada di VLAN30. Isolasi ini penting agar jika (semoga tidak) ada celah keamanan di sistem CCTV, tidak mudah menyebar ke jaringan lain.
Home Assistant (VLAN40):
Ini adalah pusat kendali untuk perangkat smart home atau IoT (Internet of Things). Dengan menempatkannya di VLAN40, saya bisa lebih mudah mengontrol dan mengamankan perangkat-perangkat IoT yang terkadang punya firmware yang kurang update.
Membangun homelab seperti ini memang membutuhkan sedikit usaha dan pembelajaran, tapi manfaatnya sepadan. semoga sharing ini bisa memberikan inspirasi bagi Anda yang ingin memulai homelab sendiri. Tidak perlu langsung kompleks, mulailah dari yang sederhana dan kembangkan sesuai kebutuhan dan minat Anda!
Subscribe to my newsletter
Read articles from Hendra Juniansyah directly inside your inbox. Subscribe to the newsletter, and don't miss out.
Written by
